Petani Gula Risaukan HPP

- Senin, 29 Juni 2020 | 23:50 WIB

 Berangsur normalnya harga gula pasir menjadi bumerang bagi para petani tebu. Sebab, saat harga jualnya tinggi di pasar pun, harga gula petani tetap rendah. Yakni, sekitar Rp 10.200 per kilogram. Apalagi, kini harga berangsur mendekati HET dan gula pasir impor mulai membanjiri pasar.

Sekjen DPN Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Nur Khabsyin mengatakan bahwa petani cenderung menahan penjualan gula mereka karena harganya rendah, jauh di bawah biaya produksi. Hasil kajian lapangan terbaru APTRI mencatat rata-rata biaya produksi pada kisaran Rp 12.722 per kilogram.

Sampai sekarang, menurut Nur, Kemendag belum menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) yang baru. Itu bisa membuat harga gula petani kembali ke acuan lama, yakni Rp 9.100 per kilogram. ’’Penurunan sekarang ini sangat tajam. Alasannya, stok gula impor melimpah. Padahal, musim giling sudah mulai,’’ keluhnya.

Direktur PTPN XI Dwi Satriyo Annurogo menuturkan bahwa target musim giling tahun ini terkendala pasokan tebu. Sampai sekarang, realisasi tebu yang digiling sebanyak 646 ribu ton atau 15 persen dari target sekitar 4 juta ton. ’’Untuk gula hasil produksi musim giling 2020, telah dilakukan beberapa kali pelelangan. Harga lelang terakhir pada kisaran Rp 10.300 per kilogram,’’ ungkapnya.

Terkait dengan kendala pasokan tebu, Dwi mengaku sudah memperkirakannya. Sebab, ada kompetisi perolehan tebu antarpelaku industri gula. Karena itu, pola kemitraan dan pembinaan antara pabrik gula dan petani menjadi berubah. Kini tebu ditebang dan dikirim ke pabrik gula yang berani membayar tinggi tanpa memperhitungkan tingkat kemasakannya. Tidak ada pula pertimbangan area binaan serta jarak lahan tebang ke pabrik gula tujuan.

’’Akibatnya, produksi kurang optimal. Tebu ditebang belum pada waktunya. Jarak tempuh yang terlalu jauh ke pabrik membuat kualitas tebu turun saat digiling. Akhirnya, produk gula kristal putihnya juga turun,’’ ucapnya. Dia berharap pemerintah pusat memperhatikan masalah tersebut.

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya menambah kapasitas produksi dengan mendirikan pabrik baru. Ada juga upaya peningkatan kapasitas lewat program revitalisasi. ’’Untuk menambah lahan tebu, PTPN XI sudah bekerja sama dengan Perhutani melalui program agroforestry kebun tebu dan menyewa lahan petani,’’ ujarnya. (res/c20/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X