NEW YORK– Unicef membutuhkan suntikan dana. Mereka harus mendapatkan USD 500 juta atau setara Rp 7,12 triliun. Uang tersebut akan dipakai untuk membantu anakanak di Yaman. Perang berkepanjangan dan pandemi Covid19 membuat anakanak tersebut sulit bertahan hidup. ’’Jika kami tidak mendapatkan dana yang mendesak ini, anakanak akan berada di ambang kelaparan dan banyak yang bakal meninggal,’’ terang perwakilan Unicef di Yaman Sara Beysolow Nyanti dalam laporannya (26/6) seperti dikutip Al Jazeera.
Dia memperkirakan pada akhir tahun nanti 2,4 juta anak di Yaman mengalami malanutrisi. Itu naik 20 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Selain itu, sekitar 6.600 balita sangat mungkin meninggal akibat penyakitpenyakit yang sejatinya bisa disembuhkan. Mereka tidak tertangani karena pandemi telah melemahkan sistem dan layanan kesehatan yang sudah karutmarut karena perang.
Perang yang berkecamuk selama lima tahun terakhir membuat 9,58 juta anak tidak bisa mendapatkan akses ke air bersih dan sanitasi. Itu membuat mereka rentan tertular Covid19. Jangankan untuk cuci tangan agar tak tertular virus, air untuk minum pun sulit didapatkan. Unicef juga menjelaskan bahwa ada 7,8 juta anak Yaman yang tidak lagi mengenyam pendidikan formal karena sekolahsekolah sudah tutup.
Sejatinya dalam konferensi donor virtual 2 Juni lalu, negaranegara Arab dan Barat sudah berjanji untuk menyumbang operasional bantuan kemanusiaan di Yaman. Tapi, yang terkumpul hanya USD 1,35 miliar (Rp 19,2 triliun). Masih jauh dari permintaan PBB, yakni USD 2,4 miliar (Rp 34,19 triliun). Dana tersebut tidak hanya khusus untuk anakanak, tapi bantuan secara menyeluruh. Tahun lalu PBB menerima USD 3,6 miliar (Rp 51,3 triliun). (sha/c10/dos)