Fenomena Mud Volcano di Samarinda

- Sabtu, 27 Juni 2020 | 11:53 WIB

Oleh: Faried Rahmany

Penyelidik Bumi di Dinas ESDM Kaltim

Beberapa tahun silam warga Samarinda dihebohkan pemberitaan tentang keberadaan mud volcano atau gunung lumpur. Mud volcano sebenarnya merupakan proses perpindahan campuran material yang berupa massa sedimen berbutir halus, gas, air, dan kadang minyak, dari bawah ke permukaan bumi.

Faktor utama yang menyebabkan keluarnya material tersebut adalah ketidakstabilan gravitasi material lempung, tekanan gas bawah permukaan, dan adanya rekahan (Mazzini and Etiope, 2017).

Keterdapatan gunung lumpur secara khusus berada di sepanjang sumbu antiklin, daerah lipatan batuan yang terpatahkan maupun pada daerah sesar. Antiklin secara sederhana adalah lipatan batuan yang membentuk kubah memanjang.

Keluarnya campuran material tersebut laiknya fenomena gunung api itulah yang menjadikan penyebutannya sebagai gunung lumpur. Istilah mud volcano tidaklah selalu menyatakan ada hubungannya dengan aktivitas gunung api. Meski, pada beberapa lokasi di dunia, keberadaannya memang berhubungan dengan aktivitas kegunungapian.

Kandungan gas pada mud volcano utamanya berupa gas hidrokarbon (CH4) dan sebagian kecil gas CO2, N2, He. Gas ini kemudian bercampur dengan air, minyak, lumpur, dan fragmen batuan, sehingga membentuk breksi lumpur (mud breccia) (Mazzini and Etiope, 2017).

Berdasarkan aktivitasnya, mud volcano dapat dibedakan menjadi empat tipe (Mazzini et al., 2009). Pertama tipe letusan, berupa semburan atau letusan yang hebat yang bahkan ketinggian semburannya hingga puluhan meter dan dapat menimbulkan kebakaran. Kemudian, tipe tidur, ada jeda waktu di setiap kejadian semburannya. Kebanyakan mud volcano di dunia merupakan tipe ini. Lalu, tipe mati, tidak pernah ada lagi kejadian semburan lumpur di tipe ini. Hanya berupa rembesan kecil gelembung gas yang kemungkinan terus berlangsung. Lalu tipe fosil, jenis ini merujuk ke mud volcano purba yang teridentifikasi dari hasil aktivitas seismik atau pengeboran.

Keberadaan mud volcano di Samarinda tersebar di beberapa lokasi, yaitu di daerah Rejang dan Bukit Pinang. Terdapat sekurangnya lima titik semburan lumpur dengan tiga di antaranya masih aktif. Pada jalur Samarinda-Tenggarong dekat tempat pembuangan akhir (TPA) Bukit Pinang, terdapat satu titik yang mengeluarkan gelembung-gelembung gas secara berkala. Dan satu lagi lokasi yang tak aktif, tak jauh dari langgar An-Nuhri Gang Kenangan.

Lokasi-lokasi mud volcano tersebut membentuk pola sejalur. Diperkirakan pola jalur tersebut merupakan sumbu antiklin.

Berdasarkan penuturan warga yang bermukim dekat lokasi mud volcano di daerah Rejang, intensitas kejadian semburan lumpur beragam. Dalam sehari bisa terjadi beberapa kali, baik kuat maupun lemah. Kadang tidak terjadi sama sekali dalam beberapa hari. Semburan lumpur juga kadang diikuti dengan bunyi mendesis kuat. 

Secara umum, bentuk mud volcano yang dijumpai di lapangan termasuk dalam tipe struktur lumpur gryphon, yang berbentuk kerucut (Mazzini and Etiope, 2017). Ada yang tingginya mencapai 1 meter, ada juga yang hanya berupa lubang dengan gelembung gas yang bercampur lumpur sedimen, yang kadang-kadang keluar ke permukaan.

Posisi kerucut secara teratur dapat berubah. Sebagai contoh, selama musim kemarau dengan tingkat penguapan tinggi, bagian atas saluran gryphon dapat mengering dan tertutup. Jika tekanan berlebih yang lebih baru tidak dapat menembus saluran lama, cairan akan menemukan jalur rekahan baru melalui sisi kerucut. Proses ini akan membentuk kerucut baru yang akhirnya bergabung dengan struktur lama.

Bentuk kerucut dapat dikenali berdasar jumlah kandungan air, gas, lumpur sedimen, dan breksi lumpur yang dikeluarkan ke permukaan bumi (Mazzini and Etiope, 2017). Apabila kandungan gasnya lebih banyak, akan terjadi percikan/ledakan lumpur secara periodik. Apabila lumpurnya cair, akan terjadi luapan dan mengalir hingga beberapa meter. Apabila kandungan lumpurnya cukup padat, akan dijumpai gunungan lumpur membentuk kerucut membumbung; kadang seperti rumah rayap.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X