Belum Pasti “Angkat Kaki”, Warga Kukuh Minta Transparansi Dana Kerahiman

- Sabtu, 27 Juni 2020 | 11:42 WIB
BIASA SAJA: Situasi di kawasan RT 28 Kelurahan Sidodadi, tepatnya di belakang Pasar Segiri tak menunjukkan tanda-tanda persiapan pembongkaran. RAMA SIHOTANG/KP
BIASA SAJA: Situasi di kawasan RT 28 Kelurahan Sidodadi, tepatnya di belakang Pasar Segiri tak menunjukkan tanda-tanda persiapan pembongkaran. RAMA SIHOTANG/KP

Sesuai jadwal tim penanganan dampak sosial revitalisasi Sungai Karang Mumus (SKM), khusus RT 28, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kamis (25/6) merupakan agenda penyaluran dana kerahiman. Nyatanya belum berjalan lancar. Sebagian besar warga masih beraktivitas seperti biasa.

 

SAMARINDA–Ketua RT 28 Hasmuddin menyatakan sebagian warganya masih belum menerima besar angka dana kerahiman dari Pemkot Samarinda. Alasannya tidak berubah, menuntut pemerintah mempertimbangkan besaran dana kerahiman.

"Nilainya terlampau kecil, padahal yang dipindahkan ini manusia," ucapnya. Ia juga enggan dianggap melawan keinginan pemerintah, karena pada dasarnya sebagian besar warga setuju akan program revitalisasi SKM. Namun, tahapan-tahapannya yang dilalui selama ini dianggap tidak dikomunikasikan baik dengan warga. "Banyak informasi yang beredar, warga jadi gamang. Tidak ada panduan atau kata-kata dari pejabat yang bisa dipegang. Caranya saja yang perlu diperhalus," sambungnya.

Sementara itu, warga RT 28 lainnya yang ditemui, yakni Andi Syamsul Bahri menegaskan, dirinya dan sebagian warga tidak menolak program revitalisasi SKM. Namun, dia menuntut agar pemerintah memenuhi komitmen. Salah satunya memasang patok batasan bantaran sungai yang menjadi jalur hijau. Sebab, seharusnya tidak semua warga dibongkar rumahnya. Dia menyebutkan, saat pembongkaran kawasan lain di bantaran SKM, pemerintah menghitung luasan yakni dari 30 meter sisi kiri dan kanan dari as (titik tengah lebar sungai). "Sampai sekarang kami tidak tahu, sampai di mana patoknya. Karena selama ini yang kami hadapi hanya tim dari pemkot yang mendata soal kepemilikan. Kok tiba-tiba muncul angka dana kerahiman. Itu warga tidak setuju," ucapnya.

Dia berharap, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang bersedia berdialog dengan warga. Pasalnya, selama ini informasi yang sampai ke warga berbeda-beda. Termasuk informasi soal besaran dana kerahiman yang totalnya Rp 5 miliar, hanya sekitar Rp 3,09 miliar yang digunakan untuk santunan. "Kami harap wali kota atau sekda mau turun ke lapangan, melihat kondisi di sini," harapnya.

Tim penanganan dampak sosial dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Samarinda bersama Camat Samarinda Ulu sudah menggelar agenda sosialisasi dengan warga. Namun, pada dua hari pelaksanaan hanya segelintir warga hadir. Banyak yang mempertanyakan kejelasan dana kerahiman dan tidak satu pun yang menyatakan setuju atas nilai yang diberikan pemkot. (dns/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X