Vietnam Mulai Undang Investor, Tapi Masih Tertutup bagi Wisatawan

- Sabtu, 27 Juni 2020 | 10:22 WIB

HANOI– ’’Vietnam belum siap menyambut wisatawan internasional.’’ Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc memaparkan hal tersebut Rabu (24/6). Penularan Covid-19 di negaranya sudah sangat terkendali. Hanya ada 352 kasus tanpa kematian. Namun, membuka gerbang untuk turis asing masih terlalu menakutkan. Pemerintah tak ingin buru-buru karena mereka waswas hal tersebut justru akan memicu penularan gelombang kedua.

Vietnam tak menutup diri sepenuhnya. Dilansir Channel News Asia, para pakar asing, pekerja level atas, dan investor tetap diperbolehkan masuk. Namun, mereka akan dimonitor untuk memastikan kesehatannya dan tidak menularkan Covid-19. Mereka harus naik penerbangan khusus dan dikarantina di hotel yang sudah disiapkan. Pengecualian itu diharapkan bisa membuat perekonomian tetap bertahan.

Vietnam berhasil mengontrol penularan karena waspada sejak awal. Negara tersebut cukup dekat Tiongkok. Karena itu, begitu tahu Negeri Panda tersebut terserang wabah, Vietnam langsung menutup pintu-pintu perbatasannya. Ekspor beras juga dihentikan sementara untuk memastikan stok pangan penduduk aman. Mereka secara agresif mengetes penduduk dan menggunakan sistem karantina yang tersentral.

Selama dua bulan terakhir tidak ada laporan penularan antarwilayah. Di awal Juni, mereka sudah memaparkan rencana untuk memulihkan penerbangan ke negara-negara yang tidak memiliki kasus baru minimal selama 30 hari terakhir.

Thailand sama dengan Vietnam. Selama 31 hari terakhir tidak ada penularan domestik. Mereka juga mempertimbangkan untuk membuka pintu bagi negara-negara yang sudah mengontrol penularan. Bulan depan Thailand mengizinkan ”turis medis” dan pebisnis masuk.

Sementara itu, Hawaii bakal menerapkan kebijakan baru untuk turis mulai 1 Agustus. Mereka yang berkunjung ke negara bagian Amerika Serikat (AS) tersebut tidak perlu lagi menjalani karantina selama 14 hari. Itu bisa diganti dengan surat keterangan bebas Covid-19 dari wilayah asalnya.

Kebijakan tersebut muncul setelah ada warga yang menggugat kebijakan Covid-19 pemerintah Hawaii. Departemen Kehakiman berpihak kepada penggugat. Hawaii memberlakukan kebijakan karantina 14 hari sejak Maret dan memperpanjang hingga akhir Juni. Dibandingkan dengan negara bagian lainnya, penularan di Hawaii termasuk rendah. Ada 830 kasus dan 17 kematian. Itu setara dengan 1 kematian per 100 ribu orang, termasuk terendah di AS.

Itu jauh berbeda dengan beberapa negara bagian AS lainnya yang kini justru terpuruk karena tingginya angka penularan. Alabama, Arkansas, Arizona, Florida, North Carolina, South Carolina, Washington, Texas, dan Utah kini menjadi hot spot penularan.

Pemerintah New York, New Jersey, dan Connecticut memberlakukan aturan bagi siapa pun yang masuk wilayah mereka dari area yang termasuk hot spot. Yaitu, harus dikarantina atau isolasi mandiri selama 14 hari. Jika melanggar, mereka didenda. Yaitu, USD 2 ribu atau setara Rp 28,4 juta untuk pelanggaran pertama. Jika terulang, denda naik 150 persen. Jika yang bersangkutan memberikan dampak buruk kepada orang lain, dendanya naik lima kali lipat. (sha/c10/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X