Lama tak bersua, pengusaha sukses Johnny Santoso, meluangkan waktu mengajak Kaltim Post berbincang pada Rabu (24/6). Momen melepas kangen, obrolan lebih tiga jam pun tidak terasa.
Pertemuan melibatkan Direktur Utama Kaltim Post Irvan Firdaus, Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho, dan jajaran manajer. Berada di tengah pandemi, mereka saling mengingatkan untuk jaga jarak dan protokol kesehatan lainnya. Berbagai kisah dibagikan hari itu, termasuk soal dirinya sebagai inisiator Gerakan Balikpapan Peduli Covid-19 (GBPC).
Kepada Kaltim Post, Johnny mengungkapkan ide ini datang setelah dia menjalankan ibadah salat Subuh sekitar 22 Maret lalu. Niat hati meringankan beban pandemi, dia tergugah membuat gerakan gotong royong membantu sesama. Ketika itu baru terjadi beberapa kasus terkonfirmasi positif di Kota Minyak.
Bahkan Pemkot Balikpapan baru akan membuat Gugus Tugas Penanganan Covid-19. “Seolah ada petunjuk dari atas (Allah), kalau saya harus berbuat sesuatu,” kata CEO Bukit Damai Indah (BDI) tersebut. Yakin dengan niat tersebut, Johnny menyampaikan keinginan ini kepada keluarga. Terutama istri dan anak.
Pemikiran ini mendapat dukungan dari sang anak. Johnny menyadari untuk menggugah orang agar saling bergerak membantu bukan sesuatu yang gampang. Dia pun merasa tertantang agar bisa mewujudkan hal tersebut. Menurutnya, gerakan untuk mengumpulkan donasi ini penting.
Apalagi saat itu, pemerintah daerah belum mengesahkan anggaran penanganan Covid-19. “Sementara masalah sudah berjalan dan butuh solusi, misalnya alat pelindung diri (APD),” ungkapnya. Setelah berkomunikasi dengan Wali Kota dan mendapat persetujuan, dia langsung segera bergerak.
Johnny bersama Aminuddin bertindak sebagai Dewan Pengawas GBPC. Kemudian menunjuk Ketua GBPC Roy Nirwan dan pengurus lainnya. Dia pun membagikan informasi adanya gerakan ini ke berbagai elemen masyarakat. Dia bersyukur pada masa awal terbentuk, donasi mulai bergerak dan terkumpul Rp 1 miliar.
Maka bantuan yang diberikan awalnya dalam bentuk APD. Tujuannya agar semua yang menangani Covid-19 aman. Langkah selanjutnya menyalurkan bantuan dalam bentuk 1.000 sembako kepada mereka yang membutuhkan.
Kini dana yang telah terkumpul sebanyak Rp 2,32 miliar. Komunitas ini sudah menyalurkan bantuan hingga lima tahap. Mulai dari bantuan bentuk sembako sampai alat kesehatan. Sekarang masih ada tersisa dana dan sementara akan disimpan dulu untuk kebutuhan lainnya.
Mengingat belum ada yang mengetahui sampai kapan pandemi berakhir. Begitu pula untuk kebutuhan lainnya. Misalnya kalau suatu saat sudah ditemukan vaksin, tidak menutup kemungkinan dana yang terkumpul digunakan untuk biaya vaksin. Hingga kini, donasi masih dibuka dan siapa pun silakan bisa membantu.
Namun dalam waktu dekat, rencananya GBPC akan menyalurkan bantuan lagi. Tepatnya 20 ribu masker yang akan dibagikan kepada masyarakat Kota Beriman. Johnny merasa kebutuhan di tengah pandemi tidak lagi soal alat kesehatan. Namun, sesuatu yang lebih penting lagi untuk menjaga kesehatan.
Contohnya kebutuhan masker, salah satu protokol kesehatan. Saat ini masker masih dalam proses produksi. Masker dengan logo GBPC yang antiair dan antibakteri. “Nanti bisa sosialisasi dan beri maskernya langsung sebagai contoh pencegahan. Jadi tidak hanya menegur saja,” ucapnya.
Dia masih berharap agar bantuan yang terkumpul bisa lebih besar lagi. Menghitung besarnya penduduk, terutama mereka yang sudah lama dan tinggal mencari nafkah di Balikpapan.
Bahkan dia juga menyampaikan hal ini kepada karyawan dan warga perumahan BDI. Sedikit demi sedikit, mereka akhirnya tergerak membantu. “Saya kasih kesadaran bagaimana selama ini cari nafkah di sini. Apa membantu sedikit membuat miskin?” sebutnya.