Bisnis Logistik Ikut Tahan Pertumbuhan Ekonomi

- Kamis, 25 Juni 2020 | 12:04 WIB
Bisnis logistik diungkapkannya sangat luas. Saat ini yang masih berjalan di Kaltim hanya pengiriman batu bara, crude palm oil (CPO), dan beberapa barang kebutuhan.
Bisnis logistik diungkapkannya sangat luas. Saat ini yang masih berjalan di Kaltim hanya pengiriman batu bara, crude palm oil (CPO), dan beberapa barang kebutuhan.

SAMARINDA- Terbatasnya aktivitas masyarakat di tengah pandemi corona membuat pertumbuhan ekonomi Kaltim pada lapangan usaha tersier yang di dalamnya terdapat bisnis transportasi dan pergudangan pada triwulan I lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, masih mencatatkan kinerja positif.

Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim mencatat dengan pangsa sebesar 1,05 persen, lapangan usaha tersebut memberi andil sebesar 0,04 persen (year on year/yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I 2020. Sehingga penurunannya juga turut menahan pertumbuhan ekonomi Kaltim.

Wakil Ketua Umum Bidang Logistik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Sevana Podung mengatakan, bisnis logistik khususnya untuk pangan memang tidak dibatasi. Namun tetap terjadi penurunan. Sebab fasilitas yang terbatas, sehingga volume pengiriman juga menurun.

Bisnis logistik diungkapkannya sangat luas. Saat ini yang masih berjalan di Kaltim hanya pengiriman batu bara, crude palm oil (CPO), dan beberapa barang kebutuhan. Tapi rata-rata juga mengalami penurunan. Beberapa industri makanan yang ada di Jawa juga mengalami perlambatan produksi, akibat keterbatasan jam kerja dan kebijakan lainnya demi menekan penyebaran Covid-19.

“Sehingga permintaan melemah juga diimbangi dengan suplai yang menurun. Ini berimbas pada penurunan bisnis logistik,” jelasnya, Rabu (24/6).

Pada triwulan I 2020, lapangan usaha transportasi dan pergudangan tercatat mengalami perlambatan dari 2,93 persen (yoy) pada triwulan IV 2019 menjadi 1,57 persen (yoy) pada triwulan I 2020. Pembatasan aktivitas transportasi di akhir triwulan I 2020 karena adanya Covid-19 menjadi biang kerok.

Penurunan tersebut juga tecermin dari jumlah penerbangan internasional dari Kaltim yang tercatat pada triwulan I 2020 mengalami kontraksi sebesar 16,01 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 32,14 persen (yoy).

Kontraksinya jumlah penerbangan tersebut pada umumnya disebabkan oleh kebijakan pembatasan aktivitas dari negara-negara mitra utama pada triwulan I 2020, seiring dengan merebaknya pandemi di negara-negara tersebut. “Perlambatan lapangan usaha transportasi dan pergudangan juga tecermin dari perlambatan aktivitas bongkar muat barang di Kaltim selama triwulan I,” ungkap Podung.

Tercatat, aktivitas bongkar barang di pelabuhan Balikpapan mengalami pertumbuhan sebesar 3,80 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,87 persen (yoy). Sementara itu, aktivitas muat barang di pelabuhan Balikpapan mengalami pertumbuhan sebesar 5,21 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 9,01 persen (yoy).

“Berkurangnya daya beli masyarakat masih akan memengaruhi bisnis logistik saat ini. Seiring dengan masih merebaknya pandemi Covid-19, namun penurunan lebih lanjut pada semester kedua diperkirakan akan sedikit tertahan oleh pelonggaran aktivitas angkutan udara yang dimulai pada Mei 2020,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X