Penerangan dan kondisi di persimpangan Jalan Cipto Mangunkusumo dan Syahrani Dahlan, tepatnya di Gunung Lipan, masih tergolong membahayakan. Terlebih setelah kecelakaan Minggu (21/6) lalu.
SAMARINDA–Tanjakan di Gunung Lipan disebut-sebut membahayakan dan mengancam nyawa pengendara yang melintas. Pasalnya, ruas jalur tersebut tidak ideal karena berada tepat di persimpangan jalan.
Pengamat lalu lintas Haryoto yang dikonfirmasi menuturkan, sebenarnya tidak masalah untuk kondisi jalan. “Masih sangat normal, kecuali yang turunan atau tanjakan ke arah Kompleks Pesona Mahakam,” ujarnya. “Harusnya itu yang dikritisi, karena turunan tidak ideal. Lihat saja, begitu turun langsung persimpangan,” sebutnya. Dia juga menyayangkan faktor kecelakaan karena kondisi jalan. Namun, dia tetap menyoroti lampu penerang jalan umum (LPJU) di kawasan tersebut.
“Harusnya enggak sedikit, tapi ada lampu sorot agak tinggi yang dipasang di situ, jadi enggak ada lagi keluhan gelap,” ungkapnya. Sementara itu, dari pantauan Kaltim Post, kawasan tersebut cukup jarang tersentuh penindakan. Pasalnya, pengendara yang melintas di daerah itu banyak yang mengabaikan keselamatan, tak menggunakan helm. Bahkan, saat jajaran Unit Laka Satlantas Polresta Samarinda melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), beberapa pengendara yang melintas lewat begitu saja.
Kembali dikonfirmasi terkait kecelakaan yang menewaskan Naparin (35) di Gunung Lipan, masih menjadi pekerjaan rumah polisi. Marianus Dedy (20), sopir mobil Toyota Avanza Veloz KT 1297 DR, belum beriktikad baik menyerahkan diri. Pergi setelah kecelakan terjadi.
Kasat Lantas Polresta Samarinda Kompol Ramadhanil menjelaskan, pengemudi mobil dalam peristiwa berdarah pada Minggu (21/6) dini hari itu masih dicari keberadaannya. Keterangan dari sopir masih dibutuhkan untuk memperjelas kronologis insiden tersebut. Selain itu, juga dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Sampai sekarang kami belum menemukan, mungkin dia (sopir mobil) melarikan diri karena takut setelah kejadian," ujar perwira melati satu tersebut (23/6). Meski belum mengetahui secara pasti keberadaan sopir tersebut, Ramadhanil menjelaskan, identitas pemuda tersebut telah dikantongi.
Selain identitas sopir yang sedang diburu, petugas telah mengantongi keterangan dua saksi. Termasuk rekan dari sopir mobil putih tersebut, yang saat ini diamankan kepolisian. Satu lainnya adalah warga sekitar yang melihat secara langsung kejadian berdarah itu. "Teman sopir sudah kami ambil keterangannya, tapi statusnya saksi," ungkapnya.
Disinggung mengenai dugaan kecelakaan, Ramadhanil belum bisa menyimpulkan secara pasti.
"Kalau itu (penyebab kecelakaan) belum bisa dipastikan. Kalau dugaan penyebab lain seperti kondisi jalan yang rawan memang bisa jadi salah satu faktor," ungkapnya.
Sebelumnya, Toyota Avanza Veloz KT 1297 DR dari arah Kelurahan Harapan baru menuju Kota Samarinda, menghantam dua kendaraan bermotor roda dua dari arah berlawanan yang sedang beriringan. Mobil putih yang dikemudikan Marianus Dedy terlalu melambung. Bersamaan dari arah berlawanan dua motor melintas. (*/dad/dra/k16)