Optimalisasi Sektor Pertanian dan Hilirisasi Industri

- Rabu, 24 Juni 2020 | 17:44 WIB
Bagus S
Bagus S

-

SAMARINDA - Upaya mengatasi perlambatan ekonomi di tengah pandemi covid-19, pemerintah diminta memaksimalkan potensi pertanian dalam arti luas dan hilirisasi industri. Demikian disampaikan Anggota DPRD Kaltim Bagus Susetyo belum lama ini.

Menurut dia, sektor pertanian memiliki pengaruh dalam perekonomian nasional. Kondisi makro ekonomi nasional ke depan semakin penuh dengan tantangan. Karena itu, kebijakan pembangunan sektor pertanian harus ditingkatkan untuk memenuhi daya saing kebutuhan ekspor. "Untuk mencapai hal tersebut, salah satu upaya dalam peningkatan nilai tambah produk adalah melalui kegiatan hilirisasi industri di sektor pertanian," ujarnya.

Pengembangan hilirisasi pertanian tidak saja ditujukan dalam rangka peningkatan jumlah pangan dan jenis produk pangan di pasar, tetapi juga untuk meningkatkan ekonomi pedesaan. “Selama ini sudah banyak kegiatan hilirisasi yang berbasis pertanian, seperti perkebunan, pangan dan peternakan, tetapi bahan bakunya sebagian besar masih merupakan barang impor,” sebutnya.

Kondisi tersebut kata Bagus, sapaan akrabnya, merupakan salah satu penyebab belum berkembangnya industri pertanian yang mampu menopang tenaga kerja produktif di pedesaan khususnya di Kaltim.

“Oleh karena itu, upaya revitalisasi kegiatan hilirisasi sistem komoditas pertanian untuk menumbuhkan industri pertanian yang mampu mendorong dan menggerakkan perekonomian di pedesaan sangat diperlukan,” jelas Anggota Komisi II DPRD Kaltim ini.

Perlambatan ekonomi di Kaltim berdasarkan data dari BPS hanya menembus angka 1,27 persen. Selain dipengaruhi faktor wabah covid-19, juga disebabkan belum maksimalnya pengembangan sektor-sektor selain pertambangan dan industri pengolahan.

“Artinya, dengan wabah covid, kondisi perekonomian kita jadi tidak normal. Sementara, masih ada beberapa sektor yang bisa kita kembangkan sebagai alternatif pertumbuhan ekonomi di daerah, seperti pertanian, peternakan, hilirisasi industri dan lainnya,” beber Bagus.

Pertumbuhan ekonomi di Kaltim lanjut dia, 80 persen masih didukung oleh pertambangan dan industri pengolahan. “ Tapi yang berkaitan dengan sektor lainnya, seperti pertanian, perdagangan itu masih sangat kecil. Padahal, sektor ini yang berdampak terhadap masyarakat,” terangnya.

Untuk itu, yang harusnya menjadi poin atau fokus dari pemerintah dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, yakni dengan membantu UMKM untuk bisa bangkit. “Sesuai dengan program pemerintah, ada restrukturisasi dan relaksasi bantuan. Berkaitan dengan kredit itu kan, bisa direlaksasi atau ditunda pembayaran bunganya. Sehingga mereka bisa berkembang lagi,” ujarnya.

Paling penting kata Politikus Gerindra ini, pemerintah sudah tidak harus melangkah ke industri pertambangan dan industri pengolahan. “Kita harus berfikir, bagaimana mengembangkan pertanian dalam arti luas. Bagaimana kita bisa mengembangkan hilirisasi manufaktur,” harapnya. (hms6)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X