Oleh:
Nelly Noviyanti, SKep, Ns
Mahasiswi KARS UI
Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) saat ini menyerukan tindakan mendesak dan belum pernah terjadi sebelumnya di semua aspek perawatan kesehatan, termasuk penyediaan dialisis untuk pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir atau End Stage Renal Disease (ESRD). Perlu ada rencana darurat untuk wabah pandemi yang muncul ini.
Pasien hemodialisis (HD) mempunyai kekebalan tubuh yang lebih rendah, karena itu mereka memiliki resiko tinggi terinfeksi covid-19 dan akan memperparah penyakit mereka. Hal tersebut dikarenakan orang yang menjalani dialisis memiliki sistem kekebalan yang lebih rendah, membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.
Mayoritas pasien Covid-19 tetap tanpa gejala (asimptomatik) atau hanya dengan gejala ringan sementara tetapi menular, oleh karena itu mereka dapat menjadi sumber penularan terhadap orang lain.
Namun, penting untuk mengetahui bahwa pasien penyakit ginjal perlu melanjutkan dengan perawatan dialisis yang dijadwalkan secara teratur, untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan seperti yang direkomendasikan oleh dokter dan rumah sakit.
Corona Virus (CoV) adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Virus corona yang baru-baru ini ditemukan dan menimbulkan outbreak bahkan pandemi dikenal dengan nCov-19, penyakit yang ditimbulkannya disebut Corona Virus Disease-19 (COVID-19).
Diketahui bahwa nCov-19 adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Manifestasi klinik biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan.
Tanda dan gejala penyakit secara umum antara lain gejala gangguan pernapasan seperti demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut sampai gagal napas, sampai dengan kematian.
Keadaan yang berat umumnya terjadi pada usia tua atau dengan komorbid seperti Diabetes Mellitus (DM), penyakit keganasan termasuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal.