Olahraga Kala Corona, Patuhi Aturan, Terapkan Protokol Kesehatan

- Senin, 22 Juni 2020 | 18:24 WIB

Tubuh yang sehat tak ternilai harganya. Oleh sebab itu, olahraga teratur menjadi wajib guna menjaga kebugaran tubuh. Pada situasi pandemi saat ini, olahraga paling aman memang di rumah. Jika ingin di luar rumah, ada hal-hal yang mesti Anda pahami dan patuhi.

PAGI itu Heri Yulianto telah siap dengan tas punggungnya. Helm, masker, kacamata dan sarung tangan sudah dipakai. Siap gowes menuju kantor di Jalan Kartini, dari rumahnya di Jalan P Suryanata Samarinda. Seminggu sekali, biasanya dia ambil rute jauh menuju kantor hingga berkeliling. Dari waktu normal 30 menit, kadang bisa sampai sejam.

“Saya bike to work sudah sejak 2018. Atribut bersepeda jelas. Sekarang karena pandemi, ya wajib masker. Saya juga bawa pakaian ganti dan selalu bersihkan sepeda setiap selesai pakai,” ujarnya.

Heri adalah pendiri komunitas Kaisar (Komunitas Sepeda Gunung Samarinda) pada 2014. Timnya itu punya jadwal rutin gowes tiap Minggu pagi. Paling sering mengayuh sepeda dengan menjajal rute hutan.

“Tapi semenjak pandemi, kami benar-benar tidak ada gowes bareng kayak dulu. Jadi olahraganya masing-masing. Kayak saya yang rutin solo trip dalam seminggu. Kami menghindari, menjaga diri dan mengurangi risiko,” jelas pria kelahiran 1977 itu.

Selama pandemi, Heri paham bagaimana orang-orang yang patuh di rumah saja kemudian jenuh dan ingin bersepeda. Namun dia mengimbau untuk tetap menaati peraturan dan imbauan mengenai protokol pencegahan penyebaran covid-19.

Dari pandangannya, memang banyak kini orang bersepeda, tapi dia menilai ada yang benar-benar patuh dan acuh tak acuh. Dia mengimbau jangan sampai merugikan orang lain. Kemudian jangan sampai orang awam melabeli pesepeda dengan hal negatif.

Biar bagaimanapun, masker adalah wajib menurut Heri. Apalagi saat situasi pandemi sekarang. Dia menyebut etika bersepeda. Termasuk alat pelindung keselamatan seperti helm.  

“Selain itu, selalu wajib bersihkan sepeda,” tegasnya. Tak hanya itu, minimal cuci tangan dan segera ganti pakaian. Termasuk membersihkan atribut perlengkapan sepeda seperti kacamata dan helm.

Dari pandangan Heri yang rutin bersepeda sejak 8 tahun silam, waktu terbaik bersepeda adalah pagi hari. Sebab dari segi kesehatan lebih banyak manfaatnya. Ketimbang bersepeda yang sekarang lagi tren yakni malam hari. Dia tidak melarang, namun manfaat sehat lebih banyak saat jelang matahari terbit.

Dari penjelasan Heri, ada istilah SMART yang diperuntukkan untuk goweser di tengah pandemi. Yaitu solo atau small group riding (minimal 5 orang). Lalu mask atau masker. Arm protective (pelindung lengan) dan glove (sarung tangan), route atau jalur yang tidak terlalu ramai dan timing, pemilihan waktu yang relatif sepi.

Bagi Heri aturan tak masalah, sebab dia sudah terbiasa. Selain itu, aktivitas bersepeda selain bike to work rutinnya, dia juga selalu memilih rute atau lokasi bersepeda yang jauh dari daerah perkotaan.

“SMART itu yang mesti dipatuhi. Kalau melihat sekarang kan banyak banget ya orang sepedaan, jadi tren. Harapannya sih memang yang benar mencari manfaat sehat dan tetap ikuti imbauan protokol kesehatan dari pemerintah,” pungkas Heri.

Cerita sama datang dari Ria Handayani, anggota komunitas Otan Bike dan juga pendiri Otan Runner. Mulanya dia bergabung di komunitas sepeda sejak 2017, setahun berikutnya sesama anggota ada yang punya minat terhadap lari. Berdirilah Otan Runner, kini anggota yang bergabung pun dari kalangan umum.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X