Balita di Balikpapan Positif Covid-19

- Senin, 22 Juni 2020 | 13:19 WIB
Rapid test yang dilaksanakan di Balikpapan.
Rapid test yang dilaksanakan di Balikpapan.

SEMENTARA itu, masih terlalu dini untuk menilai apakah penularan Covid-19 di Indonesia, khususnya di Kaltim sudah menurun. Terlebih Kota Balikpapan dan Samarinda masih berstatus zona merah saat ini. Karena itu, relaksasi yang ditandai kembali tingginya aktivitas sosial masyarakat yang sebelumnya dibatasi, diharap benar-benar mematuhi protokol kesehatan.

Kemarin (21/6), dalam laporan rutin Gugus Tugas Covid-19 Kaltim, penambahan kasus positif terjangkit virus corona di Balikpapan masih tinggi. Dari penambahan 11 kasus di provinsi ini, 8 di antaranya berasal dari Balikpapan. Berturut-turut dengan kode pasien; Balikpapan atau BPN 125, BPN 126, BPN 127, BPN 128, BPN 129, BPN 130, dan BPN 131.

BPN 127 merupakan kasus OTG (orang tanpa gejala) warga Balikpapan yang kontak erat (rekan kerja) BPN 110. BPN 128 merupakan kasus OTG pelaku perjalanan dari Sulawesi Barat. BPN 129 merupakan kasus OTG, warga Balikpapan yang kontak erat (rekan kerja) KTM (pasien dari Kutai Timur 45).

“Sementara satu pasien perempuan (BPN 131) berusia 3 tahun. Domisili Balikpapan, kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif BPN 130,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Balikpapan Andi Sri Juliarty dalam keterangan persnya di Balai Kota kemarin. Menariknya, pasien positif BPN 130 adalah ASN di lingkungan Pemkot Balikpapan. Temuan ini menjadi kasus pertama ASN positif Covid-19 di Balikpapan.

Sementara itu, penambahan selanjutnya dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) 1 kasus. Pasien tersebut merupakan kasus OTG yang kembali dari Halmahera, Maluku Utara. Sementara dari Berau, 1 kasus. Terakhir, dari Bontang, 1 kasus. Diketahui positif setelah mengikuti pemeriksaan di perusahaan yang bersangkutan.

Adapun kasus sembuh, terdapat 3 kasus. Masing-masing 1 kasus dari Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Berau. “Seluruh kasus tersebut dinyatakan sembuh karena dari hasil laboratorium rujukan Covid-19 dinyatakan dua kali dengan hasil negatif. Serta hasil pemeriksaan klinis dari dokter penanggung jawab pelayanan yang merawat kasus konfirmasi Covid-19 tersebut menyatakan bahwa secara klinis memiliki kondisi sudah sangat baik, tidak ada gejala,” ucap Andi.

Diketahui, secara bertahap pemerintah akan membuka kembali daerah maupun sektor strategis agar dapat kembali produktif. Juru bicara penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengingatkan, menuju tatanan kehidupan yang baru tidaklah mudah. Dibutuhkan persiapan yang matang dan tahapan yang tepat di daerah.

''Kami kembali mengingatkan bahwa proses untuk melaksanakan adaptasi kebiasaan baru bukan hal yang mudah dan sederhana, keputusan ini merupakan keputusan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di daerah,'' kata Yuri dalam keterangannya di Graha BNPB, Jakarta kemarin.

Ia menyebutkan, ada dua hal yang harus menjadi perhatian daerah sebelum melaksanakan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Pertama, memastikan seluruh masyarakat di daerah tersebut paham dan mampu melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Untuk itu, diperlukan edukasi dan sosialisasi secara terus-menerus.

''Ini menjadi hal yang sangat mendasar, pastikan masyarakat telah memahami dan mampu melaksanakan dengan disiplin protokol kesehatan,'' ucap Yuri. Kedua, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di daerah harus melakukan kajian data yang teliti dan detail bersama seluruh pakar, ahli dan tokoh masyarakat yang ada di wilayahnya masing-masing. Selanjutnya menentukan wilayah mana yang memungkinkan dibuka kembali.

Yuri menekankan, untuk menuju masyarakat produktif namun tetap aman dari Covid-19, ditentukan oleh kesiapan masing-masing daerah serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Karenanya ia pun mengingatkan Gugus Tugas Daerah untuk selalu proaktif berkomunikasi dengan pusat dan selalu bermusyawarah sebelum menentukan suatu daerah maupun sektor bisa produktif kembali.

 

”Buatlah simulasi tentang bagaimana membatasi kapasitas orang agar tidak terjadi penumpukan dan menimbulkan potensi penularan karena tidak terjaminnya physical distancing, siapkan fasilitas untuk mencuci tangan, siapkan fasilitas kesehatan yang bisa diakses masyarakat, dilakukan evaluasi yang ketat setiap saat, karena tujuan kembali produktif adalah aman dari Covid-19,'' tuturnya.

Lebih lanjut, apabila dalam perkembangannya ditemukan peningkatan kasus positif, maka Tim Gugus Tugas Daerah bisa melakukan penutupan atau pengaturan kembali. Ini menjadi upaya untuk menekan laju penularan Covid-19 agar tidak semakin luas dan meningkat. (riz/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X