SANGATTA–Rencana pemekaran Kecamatan Sangsaka (Sangkulirang, Sandaran, Kaliorang, Kaubun, dan Karangan) menjadi kabupaten tersendat. Jumlah penduduk yang tidak memenuhi syarat di kawasan tersebut jadi penyebab. Padahal, dokumen administrasi lain telah diserahkan ke Pemkab Kutim.
"Selain jumlah penduduk, tidak ada masalah. Ini berdasarkan kajian akademik dari Universitas Mulawarman," kata Sekretaris Deklarasi Rencana Kabupaten Sangkulirang, Basri. Lanjut dia, sejauh ini belum ada angka pasti terkait kekurangan jumlah penduduk di kawasan itu. "Selain Bengalon, jumlah penduduk Kecamatan Kombeng dan Wahau juga memadai," sebutnya.
Menurut dia, opsi menarik kecamatan di luar kawasan Sangsaka juga tidak mudah. Jadi, pilihan ideal adalah percepatan investasi di kawasan tersebut. Dengan catatan bahwa para pekerja harus pindah domisili ke Sangsaka. "Sebenarnya, kalau semua karyawan perusahaan yang ada sekarang diwajibkan jadi warga Sangsaka, tentu akan mempermudah. Tinggal memerlukan sedikit lagi pendatang," jelasnya.
Terkait pendapatan asli daerah (PAD) di Sangsaka, Basri menyebut, sudah sangat memadai. Apalagi di kawasan tersebut banyak perkebunan sawit beserta pabrik minyak sawit mentah milik perusahaan swasta. Sektor pertambangan pun sudah ada. "Termasuk perkebunan milik masyarakat. Misalnya kebun kakao, lada sudah memadai," beber pria yang juga menjabat kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutim itu.
Menurutnya, Kaliorang dan Kaubun akan menjadi lumbung padi. Mengingat kedua kecamatan itu memiliki lahan luas persawahan. "Padi di Kaliorang bisa panen tiga kali dalam setahun. Sama seperti di Kaubun. Sumber airnya pun lancar, sungai, dan gunung karst," terang dia. Lagi pula, potensi di Karangan juga belum terkelola dengan baik. Demikian juga sektor perikanan seperti rumput laut. “Lahan di sana (Karangan) berpotensi menjadi penghasil padi. Hanya belum terkonsentrasi. Kutim ini kabupaten yang sangat luas," ujar Basri.
Sementara sektor pariwisata, Sangsaka juga dianggap memadai. Mulai adanya objek wisata Gua Telapak Tangan, pemandian air panas, Air Terjun Bidadari, dan pantai. Ini akan mengundang wisatawan kalau dikelola secara profesional. Saya yakin," pungkasnya. (dq/riz/k16)