Mengupas Dexamethasone, Si Obat Dewa

- Sabtu, 20 Juni 2020 | 11:07 WIB
dexamethasone
dexamethasone

JAKARTA– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam situsnya menyatakan adanya uji klinis dexamethasone dari peneliti Universitas Oxford Inggris. Obat ini diklaim dapat menyelamatkan pasien Covid-19 dengan kondisi yang sangat kritis. Pembahasan penggunaan obat ini masih dilakukan oleh berbagai ahli di Indonesia.

Dari website WHO, dilangsir bahwa dexamethasone dapat mengurangi mengurangi kematian hingga 1 : 3 pasien yang menggunakan ventilator. Sementara untuk pasien yang harnya membutuhkan oksigen, tingkat mortalistasnya sekitar seperlima.

Dexamethasone adalah steroid yang telah digunakan sejak 1960-an untuk mengurangi peradangan dalam berbagai kondisi. Termasuk gangguan peradangan dan kanker tertentu. Obat ini telah terdaftar dalam daftar model obat esensial WHO sejak 1977 dalam berbagai formulasi. Obat ini bisa digunakan dalam beberapa kasus penyakit. Sehingga kerap disebut obat dewa. Harganya terjangkau di sebagian besar negara.

”Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi angka kematian pada pasien dengan COVID-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus,. Menurutnya hal ini merupakan berita bagus. Temuan ini memperkuat pentingnya uji coba kontrol acak besar yang menghasilkan bukti yang dapat ditindaklanjuti. 

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Prof Zubairi Djoerban SpPD menyatakan bahwa dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti Inggris, ada dua hal yang dapat dipetik. Pertama terkait penggunaan Chloroquine yang selama ini diberikan pada pasien Covid-19, yang ternyata dibuktikan tidak efektif. Sementara dexamethasone dinyatakan bermanfaat bagi pasien Covid-19. ”Penggunaan dexamethasone dinyatakan dalam laporannya hanya 10 hari saja,” ungkapnya.

Zubairi menyatakan akrab dengan obat ini. Sebab ahli penyakit dalam ini sering menggunakan obat ini untuk penyakit autoimun yang ditangani. Menurut pengalamannya, dengan pemantauan dokter maka obat ini aman. ”Kalau ada efek samping, semua obat pasti ada. Namun bisa diminimalisir,” ujarnya.

Obat ini menurutnya merupakan jenis obat G atau berbahaya. Sehingga pasien tidak diperkenankan membeli dan mengkonsumsi obat ini serampangan. Namun dia tidak memungkiri bahwa bisa saja obat ini diperoleh dengan mudah.

Lalu bagaimana jika digunakan untuk Covid-19? Ada 2100 pasien yang dinyatakan membaik dengan penggunaan terapi dengan obat ini. Apalagi metode yang digunakan dengan membandingkan obat yang selama ini digunakan dengan dexamethasone. Ada 4300 pasien yang dilakukan ujicoba.

Obat ini juga telah lama ada di Indonesia dan digunakan pengobatan untuk berbagai penyakit. Rabu lalu (17/6) perhimpunan dokter spesialis membahas hal ini. ”Arahnya sih setuju (digunakan, Red),” ucapnya.

Plt. Ketua Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas Sekolah Farmasi Insitut Teknologi Bandung Neng Fisheri Kurniati mengungkapkan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan lengkap tentang riwayat penggunaan obat Dexamethasone pada pasien Covid-19 dengan gejala gangguan pernafasan berat.

Neng mengatakan pada dasarnya infeksi virus SARS-CoV-2 memang menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan. ”Tingkat keparahannya dapat dibagi menjadi asimptomatik, ringan, sedang dan berat,” jelas Neng pada Jawa Pos (18/6)

Golongan pertama dikategorikan pasien dengan gejala ringan. Tingkat keparahan asimptomatik ini tidak menunjukkan gejala penyakit dan menunjukkan hasil pemindaian X-ray dengan paru-paru normal. ”Asimptomatik menunjukkan gejala seperti gangguan pada saluran pernafasan atas seperti pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sebagainya tetapi hasil X-ray paru-paru masih normal,” katanya.

Sementara pada pasien tingkat keparahan sedang,  pemindaian akan menunjukkan edikit lesi pada paru-paru. Kemudian pasien dengan tingkat keparahan berat selain mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, pasien juga menderita sesak napas, kekurangan oksigen dan nyeri dada, sehingga membutuhkan bantuan ventilator atau oksigen.

Dari berbagai artikel yang beredar, kegunaan dexamethasone ini kata Neng adalah mengurangi hyperinflamasi yang dipicu oleh sistem imun seseorang saat tubuhnya berperang melawan virus. Hiper inflamasi inilah yang menyebabkan gangguan pernafasan pada pasien Covid-19 kategori sedang dan berat. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X