TOKYO – Olimpiade menjadi isu penting dalam pemilihan gubernur Tokyo yang akan berlangsung pada 5 Juli 2020. Para penantang Gubernur petahana Yuriko Koike menyuarakan pembatalan ataupun penundaan penyelenggaraan Olimpiade tahun depan.
Salah seorang di antaranya adalah Taro Yamamoto, aktor populer Jepang yang kini menjadi politikus. Dalam sebuah debat kandidat pekan ini, dia menyebut Olimpiade harus dibatalkan. ’’Tidak ada jaminan menggelar Olimpiade dengan aman di Tokyo. Saat ini belum ada vaksin (Covid-19),” ujar Yamamoto dilansir Japan Today.
Olimpiade Tokyo bakal diikuti 11 ribu atlet dari 200 negara peserta. Setelah itu, ada 4.400 atlet untuk ajang Paralimpiade. Ribuan ofisial dan jurnalis bakal hadir ke Jepang. Sebanyak 80 ribu sukarelawan akan membantu penyelenggaraan tahun depan. Belum lagi fans dari berbagai negara juga akan datang ke Tokyo. Tercatat 4 juta tiket pertandingan sudah terjual.
’’Kita seharusnya memberi tahu Komite Olimpiade Internasional bahwa Tokyo tidak dapat menggelar ajang tersebut dengan aman,” terangnya. Selanjutnya, menurut Yamamoto, dana besar untuk penyelenggaraan bisa dialihkan untuk membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi karena pandemi Covid-19.
Calon gubernur lainnya, Kenji Utsonomiya, turut menyuarakan pembatalan. Sedangkan dua calon lainnya, Takashi Tachibana dan Taisuke Ono, mengusulkan penundaan selama dua hingga empat tahun.
Masalah lain terkait penundaan Olimpiade hingga setahun ke depan adalah pembengkakan anggaran. Penundaan tersebut diperkiraan menelan biaya hingga USD 2 miliar–USD 6 miliar (Rp 28,4 triliun–Rp 85,3 triliun).
Meski mendapat gempuran dari para penantang, Yuriko Koike tetap menjadi kandidat paling populer untuk kembali melanjutkan tugasnya sebagai gubernur Tokyo. Dia mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengendalikan Covid-19. ’’Banyak masalah yang harus diselesaikan,” katanya. ’’Kami punya tujuan besar. Olimpiade akan menjadi bukti kemenangan kami melawan Covid-19,” lanjutnya. (nap/17/tom)
