TENGGARONG- Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki banyak potensi alam. Itu termasuk berbagai satwa langka khas Kalimantan. Karena itulah Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid, mendukung upaya konservasi Orangutan. Demikian ditegaskan Rasid –begitu politisi Partai Golkar ini akrab disapa– ketika Minggu (14/6) lalu, berkunjung ke Yayasan Jejak Pulang di Kecamatan Samboja. “Kami di DPRD Kukar selalu mendukung penuh pihak mana pun, dalam upaya konservasi Orangutan,” tegas Rasid.
Memang, dalam kunjungan ke Yayasan Jejak Pulang itu, Rasid singgah di Orangutan Research Center atau Pusat Penelitian Orangutan. Lokasinya di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), terletak Kelurahan Sungai Merdeka, Samboja.
“Terima kasih atas dukungan Ketua DPRD Kukar. Kan Orangutan beserta habitatnya juga aset berharga milik alam Indonesia. Sehingga patut dilindungi semua pihak,” ucap Ketua Yayasan Jejak Pulang, Hery Estaman.
Sekadar informasi, Yayasan Jejak Pulang adalah sabuah yayasan konservasi Orangutan non profit. Bekerjasama Balitek KSDA dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur (Kaltim). Untuk menyelamatkan, rehabilitasi serta pelepasliaran Orangutan. Terdapat sekitar 3.504 Hektare berada di KHDTK Balitek KSDA Samboja itu, digunakan Yayasan Jejak Pulang untuk sekolah bagi para Orangutan.
“Saat ini sebanyak 9 ekor Orangutan sedang kami asuh. Mereka terus dilatih kemampuan mencari makan, memanjat pohon, membuat sarang, mengenali hutan agar kembali liar dan memiliki kemampuan bertahan hidup. Itu bekal sebelum mereka dilepasliarkan kembali ke hutan,” jelas Hery, lagi.
Dalam KHDTK Samboja itu terdapat banyak flora dan fauna. Termasuk sejumlah satwa liar dilindungi seperti beruang madu, burung enggang, macan dahan dan lainnya. Kawasan tersebut merupakan satu-satunya hutan tersisa di ulu Sungai Samboja. Karena sekarang semakin tergerus aktivitas tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit. (p/beb)