Obrolan seputar permasalahan kota mengalir begitu saja. Bertatap muka, namun tetap menjaga jarak. Jajaran Kaltim Post berbincang santai dengan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Universitas Mulawarman (Unmul) Dr Ir Bohari Yusuf MSi.
DI ruang tunggu tamu Rektorat Unmul, kursi disusun berjarak. Itulah protokol kesehatan saat ini. Hanya beberapa menit, Bohari mengenakan masker tiba. Salam namaste tak ketinggalan.
“Alhamdulillah, meski kondisi seperti ini (pandemi), silaturahmi insan pers khususnya Kaltim Post masih terjalin baik dengan kami,” ujarnya.
Dia bangga menjadi bagian dari Unmul saat ini, karena beberapa dosen yang pakar di bidang ilmunya masing-masing, kerap jadi narasumber harian ini. “Memang sudah ada yang langganan dosen-dosen itu, seperti Pak Aji Sofyan, Sarosa, dan lainnya,” ucapnya. Dia bahkan meminta jajarannya bergaul dengan orang-orang pers, agar dapat ilmu tentang media.
Dengan Kaltim Post, kerja sama terjalin cukup baik. “Tentu bisa dikembangkan jika ada yang inovasi,” sambungnya.
Saat ini, Unmul sedang ada program internasional office, menjadwalkan tiga kali dalam seminggu, selama enam minggu melaksanakan webinar. Pembicaranya tak main-main, dari luar negeri. “Banyak yang disampaikan didiskusi. Metode pembelajaran dan penelitian pengalaman mereka di tengah situasi Covid-19,” ungkapnya. Terkadang orang-orang Unmul juga yang jadi pembicara.
Ia tertarik saat webinar yang diangkat harian ini beberapa waktu lalu mengusung tema banjir. Dan mendapat respons apik bagi pembaca setia Kaltim Post. “Bagusnya lagi kalau pembicara-pembicara itu calon-calon pemimpin Samarinda yang mau maju nanti,” ujarnya diikuti tawa ringan. “Itu bakal ramai ‘bertarung’,” tambahnya.
Menurut dia, masalah banjir bukan hal asing bagi Unmul. Pasalnya, beberapa fakultas kerap kebanjiran. Selain SKM yang berdampingan dengan beberapa fasilitas pendidikan di Unmul. “Kami ini langganan kebanjiran juga kok,” ucapnya.
Pertemuan kemarin termasuk membahas wisuda daring. “Rupanya banyak yang enggak menginginkan. Karena menurut mahasiswa, proses sakral pemindahan tali toga sangat berarti setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan. Banyak yang nunggu September. Biasanya yang daftar 1.000–1.500, sekarang 400. Dan yang sudah daftar itu juga banyak yang tidak mau daring, meski sebagian ada yang mau,” jelasnya.
Padahal, proses wisuda daring tetap mendapat ijazah. “Tapi memang belum diputuskan kepastian pelaksanaannya. untuk bulan ini biasanya 30 Juni,” sambungnya.
Termasuk membahas ibu kota negara (IKN) baru. “Menguntungkan bagi Kaltim. Tapi pasti ada yang aja tak berkenan,” ujarnya. Diskusi IKN baru, lanjut Bohari, tentu harus melibatkan orang-orang yang ahli. “Tapi saya yakin, perkembangannya tentu pesat untuk kita di sini,” ucapnya.
Manajer Senior Kaltim Post Henny juga menawarkan beberapa gagasan dan inovasi Kaltim Post. Salah satunya, pembahasan khusus edisi kiprah. Mengangkat tokoh. Dan Unmul menjadi yang ditunggu publik untuk menjelaskan secara umum petinggi-petinggi kampus yang kerap jadi rujukan siswa-siswa di Kaltim. (dra2/k8)
