Lama Dipelihara, Insting Berburu Susah Kembali

- Senin, 15 Juni 2020 | 11:42 WIB
Petugas dengan elang jawa.
Petugas dengan elang jawa.

Merawat burung elang di tempat konservasi membutuhkan keahlian khusus. Tidak bisa sembarangan. Bahkan, petugas yang ingin memberi makan pun wajib mandi dulu.

 

SAHRUL YUNIZAR, Garut, Jawa Pos

 

”MENGINAP atau tidak? Kalau ingin tahu seluruh proses perawatan elang, ya harus menginap,” kata Zaini Rahman kepada Jawa Pos pertengahan Maret lalu. Zaini adalah ketua Raptor Indonesia yang juga inisiator berdirinya Pusat Konservasi Elang Kamojang. Dia kini dipercaya menjadi manajer di sana.

Pusat Konservasi Elang Kamojang berada di Desa Sukakarya. Luasnya sekitar 11 hektare. Dari pusat Kota Garut, perjalanan menuju desa tersebut sekitar satu jam. Lokasinya cukup jauh dari permukiman warga. Raptor Indonesia, Pertamina, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sengaja memilih tempat itu. Biosecurity alasannya. ”Jadi, seandainya di sini ada wabah, tidak akan menyebar ke warga. Begitu pula sebaliknya,” terang dia.

Dari luasan 11 hektare itu, 5 hektare dipakai untuk memastikan biosecurity terjaga. Sedangkan 6 hektare sisanya digunakan sebagai pusat konservasi. Terbagi atas tiga area rehabilitasi dan tiga area edukasi.

Petugas di sana tidak banyak. Hanya 17 orang totalnya. Biasanya lima sampai tujuh orang di antara mereka menginap di sana. Sisanya datang pagi buta, kemudian pulang setelah tugas sehari-hari rampung. Zaini adalah salah seorang yang saban hari menginap. Sudah puluhan tahun dia meneliti elang. Seingatnya sejak 1996.

Pagi buta, seusai salat Subuh, anak buah Zaini sudah siap semua. Mereka mengenakan wearpack. ”Yang mau masuk (pusat konservasi, Red) wajib mandi dulu,” tegas Zaini. Tujuannya untuk memastikan tidak ada virus yang dibawa ke area konservasi.

Aktivitas dimulai dengan menyiapkan pakan. Menu hari itu marmot, tikus putih, dan ikan lele. Ada yang hidup, ada yang mati. Elang yang sudah ada di kandang terbang mendapat pakan hidup. Yang masih di kandang transit, karantina, dan observasi kebagian pakan mati. Yang sudah di kandang rehabilitasi dan kandang latihan terbang memang berbeda. Naluri sebagai hewan liar sudah kembali. Tinggal dipertajam sampai benar-benar dinyatakan siap dilepas.

Sedangkan yang masih di kandang transit, karantina, dan kandang observasi butuh perlakuan berbeda. Apalagi elang yang sudah lama jadi hewan peliharaan. Insting berburu menghilang. Sehingga masih harus disuapi. Itulah tantangan Zaini dan rekan-rekan.

Dari total 141 elang yang ada di pusat konservasi itu, sebagian besar merupakan elang yang diserahkan masyarakat. Banyak yang sudah lama dipelihara. Sehingga sulit untuk mengembalikan mereka seperti sediakala. ”Dibilang berat, berat ya. Kami melepas satu ekor, tapi yang ditangkap lebih banyak,” katanya.

Proses rehabilitasi juga panjang. Menurut catatan Zaini, ada elang yang butuh waktu lima tahun baru bisa dilepasliarkan. Dengan waktu selama itu, biaya maupun sumber daya yang dibutuhkan besar. Sebab, rehabilitasi butuh proses.

Dian Tresno Wikanti sebagai dokter hewan yang mengurusi elang di sana pun mengakui hal itu. Elang yang sudah lama dipelihara paling sulit kembali seperti elang liar. Hilangnya insting dan kemampuan berburu adalah salah satu masalah yang membuat rehabilitasi menjadi berat. Setiap hari observer di pusat konservasi harus memperhatikan gerak-gerik mereka. Mulai cara makan, cara terbang, sampai cara bertengger.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X