AKIBAT pandemi, keberangkatan haji tertunda. Beberapa pihak pun kecewa. Termasuk Habibah. Perempuan yang tak lagi muda itu berdagang gado-gado keliling.
Gurat kekecewaan terpancar di wajah Habibah, saat ditemui Kaltim Post kemarin. Impian yang sejak lama dia miliki harus kandas. Tabungan hasil jerih payah selama 6 tahun, belum bisa dia nikmati sekarang.
Pasalnya, pandemi Covid-19 yang masih merebak, membuat keberangkatan haji dibatalkan lagi. Perempuan 56 tahun itu pun harus menanggung rasa kecewa.
“Sehari biasanya saya sisihkan Rp 50 ribu. Kadang lebih juga untuk tambah tabungan,” tutur pedagang gado-gado keliling ini.
Padahal, dirinya telah dijadwalkan akan berangkat tahun ini. Namun, apalah daya, kenyataan berkata lain. Mimpinya untuk pergi ke Tanah Suci mesti tertunda. Kendati keberangkatannya tak pasti, dia tak ada niat untuk menarik tabungan tersebut.
Habibah berkata telah menjajakan dagangannya sejak masih usia muda. Dia bercerita, untuk menunaikan haji, dirinya telah melakukan dua kali pembayaran. Dengan total tabungan yang terkumpul Rp 35 juta.
Di awal ia membayar Rp 20 juta, lalu disusul tambahan Rp 15 juta. Barulah dia dapat nomor antrean untuk berangkat ke Makkah. Namun, jika harus menunggu, dia pun akan bersabar. “Dulu, pernah saya diajak sepupu, tapi tidak dibolehkan anak saya,” ucap ibu dua ini.
Terakhir, dia berharap ada keajaiban. Wabah virus saat ini segera berakhir agar dirinya bisa menunaikan haji dan melihat Kakbah. (*/okt/kri/k16)