Ganggu Pernapasan hingga Potensi Kematian

- Minggu, 14 Juni 2020 | 12:42 WIB
TIBA-TIBA: Reaksi alergi pada kulit umumnya adalah gatal-gatal dan bengkak. Kemudian disertai ruam kemerahan di kulit karena tubuh memproduksi histamin terhadap alergen (pemicu alergi).
TIBA-TIBA: Reaksi alergi pada kulit umumnya adalah gatal-gatal dan bengkak. Kemudian disertai ruam kemerahan di kulit karena tubuh memproduksi histamin terhadap alergen (pemicu alergi).

SELAIN gejala di kulit, reaksi alergi juga pada saluran pernapasan. Khususnya pada alergen (pemicu alergi) yang dapat masuk ke hidung. Namun dijelaskan dr Arysia Andhina, bisa jadi reaksi sesak napas muncul karena batuk alergi.

“Jadi misal saat mengonsumsi makanan yang mengandung alergen, kemudian tersedak dan batuk-batuk. Itu bisa sampai menganggu saluran napas dan sesak napas jadinya,” jelas dokter yang akrab disapa Sisi itu.

Selain itu juga bisa dari pemicu seperti debu, polusi udara, serbu sari, bulu hewan peliharaa, spora dari jamur hingga cuaca. Pada beberapa orang, ada yang mengidap alergi dingin, selain reaksi kulit bengkak juga bisa dengan sesak napas.

Reaksi alergi ada yang ringan hingga berat. Pada kasus ringan, bisa dengan pemberian obat untuk mengurangi reaksi alergi. Termasuk penderita alergi gangguan pernapasan diimbau Sisi untuk minimal memiliki nebulizer, alat yang mengubah cairan obat asma atau alergi menjadi uap.

“Ini kalau memang sudah tahu punya kondisi alergi dan harus punya alatnya minimal, atau kalau tidak tabung oksigen mini,” lanjut dokter yang juga menjabat sebagai Humas RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda itu.

Namun ada kasus alergi pernapasan berat yakni anafilaksis atau syok anafilaktik. Reaksi alergi berat yang mengakibatkan penurunan darah drastis sehingga aliran darah terganggu. Sulit bernapas hingga penurunan kesadaran bahkan kematian bisa saja terjadi.

Terjadi pada saat tubuh penderita yang ternyata tidak diketahui memiliki alergi tertentu pada obat, kemudian injeksi obat tersebut. Sebab alergen langsung bersentuhan dengan darah sehingga menimbulkan reaksi hebat.

“Oleh sebab itu, di kita selain ditanya riwayat alergi, dilakukan tes dulu. Seperti obat diinjeksi ke kulit sedikit dan ditunggu beberapa menit untuk lihat reaksi. Umumnya itu obat antibiotik yang bisa picu syok anafilaktik,” jelas dokter berhijab tersebut.

Diimbau kepada siapa saja dengan riwayat alergi khususnya obat, wajib untuk menginformasikan kepada dokter. Sehingga bisa lebih bijak saat meresepkan obat. Sisi juga mengatakan jika penderita alergi harus berdampingan seumur hidup dengan penyakit itu.

“Memang riwayat keturunan. Misal ibunya alergi muncul ke kulit, nah anaknya biasanya alergi juga, bisa jadi ke pernapasan. Makanya sebagai orangtua harus jeli juga untuk perhatikan kondisi anak,” imbau dia. Tidak ada cara selain menghindari faktor pencetus alergi. “Ya memang harus dihindari, percuma diobati kalau masih suka pengen coba-coba apalagi yang alergi makanan dan kambuh lagi,” pungkasnya. (rdm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X