Reaksi Alergi, Gatal dan Penyakit Seumur Hidup

- Minggu, 14 Juni 2020 | 12:41 WIB

Tiba-tiba muncul ruam kulit, kemerahan dan berujung gatal. Atau batuk-batuk kemudian sesak napas tiba-tiba. Terlebih saat mengonsumsi atau bersentuhan dengan zat tertentu. Bisa jadi Anda alergi. Namun diagnosisnya tidak sesederhana itu.

 

DIUNGKAPKAN dr Daulat SpKK, hampir seluruh populasi orang di dunia saat ini berpotensi mengalami alergi. Sebab penyakit tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh genetik atau keturunan. Jika orangtua memiliki riwayat alergi, maka dipastikan keturunannya juga.

Secara umum, reaksi alergi yang paling mudah terlihat adalah pada kulit. Dijelaskan Daulat, hal itu dipengaruhi oleh sistem imun tubuh seseorang. Dan setiap orang identik dan tentu saja berbeda.

Pada penderita alergi, sistem imun menganggap hal yang memicu alergi atau alergen sebagai musuh. Sehingga harus dihindari. “Seperti saat makan udang, sekali makan oke, dua kali sampai empat kali makan oke. Nah kok kelima kali makan langsung gatal, sistem imun mengenali udang sebagai bahaya,” jelas dokter spesialis kulit kelamin tersebut.

Ketika seseorang bersentuhan dengan faktor alergi, secara otomatis tubuhnya memproduksi antibodi IgE. Mengikat alergen di dalam tubuh. Kemudian menempel pada sel darah merah yang disebut sel mast. Ditemukan di berbagai saluran dalam tubuh seperti pernapasan hingga pencernaan dan memproduksi senyawa kimia histamin.

Itulah yang menyebabkan sebagian besar gejala reaksi alergi. Secara sederhana, jika alergi muncul setelah beberapa kali bersentuhan dengan alergen, Daulat menjelaskan jika dalam tubuh terdapat sel yang tidak bisa mengenali.

“Jadi misal udang ini ternyata tidak terekam bahwa dia pernah beberapa kali masuk tubuh. Akhirnya antibodi mengabarkan pada sistem di tubuh bahwa udang ancaman, dan muncullah alergi,” ungkapnya ditemui di Klinik Kellyn Medika, Jalan Danau Toba Samarinda.

Sejauh ini, pasien alergi kulit yang ditangani Daulat sebagian besar dermatitis kontak. Seperti ibu dengan alergi sabun, ada pula pekerja bangunan alergi semen dan terbaru karena efek pandemi yakni alergi hand sanitizer. Ruam kulit dan gatal.

“Satu yang perlu dipahami, alergi itu rata-rata karena kandungan senyawa. Misal pakai sabun merek A dengan aroma jeruk gatal, tapi aroma apel tidak. Berarti alergi parfumnya. Atau alergi sabun A dan sabun B tidak, berarti bukan sabunnya, tapi ada zat tertentu di dalam sabun yang berbeda,” jelasnya.

Namun untuk menguji jenis senyawa tersebut butuh proses laboratorium panjang dan mahal untuk tahu hal pemicu alergi spesifik. Sehingga lebih mudah dengan langsung menghindari produknya secara keseluruhan.

Selain itu, termasuk salah kaprah reaksi alergi adalah keracunan. “Kita tidak pernah tahu jenis alergi yang diderita, setiap orang beda-beda. Misal alergi obat, jangan sampai saat diberi resep malah bilang bahwa diracuni. Jadi peringatan juga ke pasien jika memang ada riwayat, segera beritahu dokter,” ungkap Daulat.

Sebab alergi adalah penyakit bawaan seumur hidup. Dia juga mengimbau untuk tidak melakukan self diagnosis. Sebab beberapa pasiennya juga ada yang kukuh mengatakan reaksi makanan tertentu padahal bukan itu penyebab utamanya. “Harus dirunut dulu jadi ketahuan alergi apa,” tutupnya. (rdm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maudy Ayunda Debut sebagai Produser Film KHD

Selasa, 7 Mei 2024 | 16:00 WIB

Rizky Febian-Mahalini Nikah Secara Islam

Senin, 6 Mei 2024 | 21:11 WIB

Sarwendah Menggugat Cerai Ruben Onsu?

Sabtu, 4 Mei 2024 | 09:17 WIB

Hikmah setelah Umrah Bareng

Kamis, 2 Mei 2024 | 10:55 WIB

Dewa 19 siap mengguncang Balikpapan, Minggu Ini

Sabtu, 27 April 2024 | 08:18 WIB
X