Videonya mencekik sang buah hati menyebar di berbagai platform media sosial. Aksinya justru dikecam banyak orang. Meski dia sadar, perbuatannya didasari sakit hati kepada seorang pria.
BULAN, bukan nama sebenarnya, kini dia menjalani serangkaian pemeriksaan oleh penyidik Reskrim Polsek Samarinda Kota. Perempuan yang diduga mengalami baby blues syndrome itu kini masih menjalani pemeriksaan kejiwaan. Sedangkan si buah hati kini masih menjalani perawatan di RSUD AW Sjahranie.
Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota Iptu Abdilah Dalimunthe mengatakan, telah mendapatkan hasil visum dari bayi yang belum genap dua minggu usianya. Tim dokter menyatakan tak ada tanda kekerasan, hanya mengalami kekurangan gizi. "Dari hasil koordinasi dengan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), untuk sementara ibunya kami bawa ke UPTD Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)," kata Dalimunthe yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (12/6).
Ibu dari si bayi malang tersebut akan menjalani pemeriksaan psikologi dari UPTD PPA Samarinda, yang dahulu merupakan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Konseling oleh psikiater juga akan berjalan secara berkala guna memulihkan kondisinya.
"Dari pemeriksaan sebelumnya, dia menyesali perbuatannya dan masih ingin merawat sang buah hati, tapi tetap harus jalani konseling dulu," imbuhnya.
Disinggung soal ada tidaknya pemeriksaan terhadap kekasih yang merupakan bapak bayi malang itu, Dalimunthe mengatakan, kalaupun adanya pemeriksaan sebatas saksi. Pemeriksaan akan lebih menekankan tindakan yang terekam dalam video singkat yang beredar. "Untuk tindak lanjut kekasihnya, anggota sempat menyelidiki, dan belum ketemu kediamannya," jelas dia.
Terkait baby blues syndrome yang diidap si ibu, Dalimunthe menyerahkan sepenuhnya ke psikolog. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan psikolog. "Kalau itu silakan konfirmasi ke UPTD PPA, karena itu ranah mereka," ungkapnya.
Terkait kondisi sang bayi, Dalimunthe telah menerima kabar rumah sakit berpelat merah, keadaannya mulai berangsur membaik. Selanjutnya, bayi tersebut akan dititipkan kepada neneknya, sembari berkoordinasi dengan pihak Puskesmas. "Kami terus memantau selama tiga bulan, mengingat kondisinya yang kekurangan gizi," jelas perwira balok dua tersebut.
Sementara itu, Kepala UPTD PPA Samarinda Sahid Ahmad menjelaskan, pemeriksaan kejiwaan Bulan telah dilakukan. Namun, untuk ada tidaknya baby blues syndrome belum bisa dipastikan. Sejumlah pendampingan dan pemeriksaan harus dilakukan kembali.
"Kebetulan saya ikut menangani, tapi untuk hasilnya belum bisa diketahui," jelasnya. "Bukan dia (Bulan) saja, ibunya dia kami dampingi biar tidak trauma dan bisa mengetahui motif sebenarnya," sambung dia.
Motif penganiayaan atas dasar rasa kecewa ditinggal kekasih yang telah membuahinya, dianggap masih menjadi dugaan sementara. Pemeriksaan memang direncanakan dilakukan secara bertahap lantaran Bulan masih terhitung beberapa hari setelah melahirkan.
Disinggung ada tidaknya sanksi yang menjerat jika si ibu mengalami baby blues syndrome, Sahid belum bisa berkomentar banyak. Pihaknya masih menunggu hasil dari psikolog dan menyerahkan hasilnya ke pihak kepolisian. (*/dad/dra/k8)