R diduga membunuh kedua anaknya sebelum akhirnya gantung diri. Sering cekcok dengan sang istri, termasuk beberapa jam sebelum kejadian.
ASEP SUNARYO, Tangerang, Jawa Pos
SEKITAR pukul 01.30. Kampung di sudut Kabupaten Tangerang itu tengah terlelap dalam tidur saat suara ledakan terdengar. Mengagetkan sejumlah pemuda yang tengah ronda.
Dengan bergegas mereka menuju asal ledakan, di rumah yang dihuni keluarga R. Di sana mereka melihat api berkobar di kamar depan. Tapi, pintu terkunci.
Braaak, pintu pun akhirnya dibuka dengan didobrak. Seperti dilansir Tangerang Ekspres, para pemuda dari pos ronda yang ikut terbangun pun segera berusaha memadamkan api yang membakar bahan limbah plastik. Dari sanalah ledakan tersebut berasal.
Setelah api padam, barulah mereka sadar ada tragedi lain di rumah di kampung yang berada di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, itu. R, 37, tewas tergantung di ruang tengah.
Pada Kamis dini hari lalu itu (11/6), di kamar tidur, warga juga menemukan anak sulung R yang berusia 14 tahun (Nk) tewas dengan leher terlilit tali tambang. Kengerian tak berhenti di sana. Gb, si bungsu yang baru berumur 3 tahun, juga ditemukan tak bernyawa di dalam tong kamar mandi dengan posisi terbalik: kaki berada di atas.
”Warga baru berani mengevakuasi jenazah setelah polisi datang,” kata Abdul Hadi, ketua RT setempat. Menurut Kapolresta Tangerang Kombespol Ade Ary Indradi, berdasar hasil otopsi, R diduga meninggal karena bunuh diri. Bagaimana dengan kedua anaknya? Diduga keduanya dibunuh si bapak. ”Dari hasil penyelidikan, tidak ada orang lain yang masuk sebelum empat warga setempat mendobrak masuk rumah,” kata Ade.
R diduga bermaksud membakar rumah setelah membunuh kedua anak dan sebelum gantung diri. Tapi, warga lebih dulu berhasil memadamkannya.
Rabu malam (10/6), sekitar pukul 21.00, diketahui ada adu mulut antara R dan sang istri, La, yang juga ibu kedua bocah malang tersebut. Pertengkaran itulah yang akhirnya membuat La memilih tidur di rumah orang tuanya yang berada di kampung yang sama.
Li, kakak kandung La, mengungkapkan bahwa R dan La memang sering cekcok semenjak memiliki anak pertama. ”Tapi, (La) tidak pernah cerita ke keluarga besar,” kata dia kepada Tangerang Ekspres.
Li menyebutkan baru beberapa waktu belakangan mengetahui pertengkaran setelah anak pertama menceritakan ayahnya sering memukul sang ibu. ”Ketika gurunya ke rumah, kita tanya apa Nk pernah curhat, ternyata tidak. Nk tidak melawan bapaknya saat dipukuli kerena takut,” katanya. Saat bertengkar kembali pada Rabu malam, La, kata Li, sebenarnya ingin membawa kedua anaknya. Tapi, tangannya ditarik R dan dipukuli.