Jarang di Rumah, Tagihan Listrik Malah Melejit

- Sabtu, 13 Juni 2020 | 12:30 WIB
ilustrasi
ilustrasi

SURABAYA – Flora terkejut saat membayar tagihan listrik untuk pemakaian Mei. Angka tagihannya melonjak tajam. Biasanya hanya Rp 180 ribu sampai Rp 250 ribu. Namun, kini tagihannya mencapai Rp 2,2 juta!

Flora dan suaminya tinggal di kawasan Krembangan, Surabaya. Rumah mereka memiliki daya listrik 1.300 watt. ”Tagihan listrik Februari ke belakang itu Rp 250 ribuan. Lalu Maret dan April sekitar Rp 180 ribu,” terang Flora.

Yang membuat Flora dan suaminya heran, mereka sama-sama jarang beraktivitas di rumah. Maklum, dia dan suaminya sama-sama berprofesi sebagai polisi. Aktivitas mereka sering dilakukan di luar rumah.

Keduanya mulai beraktivitas di rumah sekitar pukul 16.00, setelah pulang dinas di Polrestabes Surabaya. ”Kami berangkat kerja sekitar pukul 06.00,” ujar Flora saat dihubungi Jawa Pos. Rumah hanya digunakan untuk beristirahat saat sore hingga keesokan paginya.

Saat di rumah pun, tak banyak barang elektronik yang dipakai. Hanya AC dan beberapa lampu. Sebetulnya ada barang elektronik seperti TV, kulkas, hingga magic jar. Tetapi, barang-barang tersebut jarang dipakai.

Karena merasa tidak wajar, Flora akhirnya mengadu ke PLN pada Selasa (9/6). Lalu, Rabu (10/6), ada petugas PLN yang datang untuk mengecek meteran listrik. ”Ya, semua sesuai dengan pemakaian. Saya sempat diminta mengecek tetangga kanan dan kiri, apakah ada yang ikut mengambil listrik. Ternyata nggak kok,” ujarnya.

Meski merasa tidak wajar, Flora tetap membayar tagihan listriknya. Dia tidak memanfaatkan tawaran pembayaran secara mencicil, yakni skema 40-20-20-20 persen. ”Takut kepikiran kalau membayarnya mengangsur,” ucapnya.

Lain halnya dengan Yudhi Prasetyawan. Pria yang tinggal di Sidoarjo itu justru mengikhlaskan tagihan listriknya. Dia tak mengadu ke PLN. PLN menagih pemakaian listrik Yudhi pada Mei sebesar Rp 900 ribu. ”Biasanya nggak sampai Rp 900 ribu. Cuma sekitar Rp 600 ribu,” ungkapnya kemarin.

Yudhi mengatakan, pemakaian listrik di rumahnya saat work from home (WFH) tidak berubah. ”Paling yang sering cuma nyalain laptop,” ujarnya.

Keluhan senada disampaikan Kusnul Chotimah, pemilik rumah kos di kawasan Jemur Wonosari. Rumah kosnya yang terdiri atas sepuluh kamar itu memiliki daya 900 watt. Biasanya tagihan listrik Rp 250 ribuan. Namun, bulan ini tagihannya lebih dari Rp 400 ribu.

”Padahal, ada empat kamar kos yang kosong. Kok tagihan listrik malah naik?” keluhnya. Kusnul belum berencana melapor ke PLN. ”Saya akan cek dulu meteran sama instalasi listriknya,” ujar dia. (sam/c9/oni)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB
X