SURABAYA– Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat Jawa Timur (Jatim) untuk menekuni bidang usaha peternakan. Sektor tersebut, termasuk pertanian, menyumbang 10,65 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB). Sejauh ini, Jatim unggul dalam penyediaan daging sapi, kambing, dan ayam.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah menyebut sektor pertanian bisa menyokong kebutuhan pangan. Sebab, supply yang ada dapat mengurangi pembelian komoditas bahan makanan. Baik yang berasal dari luar pulau maupun luar negeri. ’’Kita sebisa mungkin menggunakan komoditas ini untuk mencukupi kebutuhan,’’ katanya pada Rabu (10/6).
Dalam kesempatan tersebut, CEO Ternaknesia Dalu Nuzlul Kirom mengajak generasi muda untuk terjun ke dunia peternakan. Sebab, usia para peternak semakin tua. Saat ini rata-rata usianya 40 tahun. Semakin lama, produktivitas para peternak itu akan makin turun. Akibatnya, pemerintah sering kali memilih jalan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Dalu mengatakan bahwa sekarang merupakan saat yang tepat bagi anak muda untuk menekuni bisnis ternak. ’’Kita ada demand daging kurban. Kita bisa menjual secara online melalui platform digital karena mobilitas masyarakat tidak seleluasa sebelum pandemi,’’ tuturnya. Sampai usai Idul Adha pun, menurut dia, bisnis ternak masih prospektif.
Owner MT Farm Budi Susilo Setiawan menambahkan, permintaan daging domba, kambing, dan sapi masih tumbuh. Domba misalnya. Saat ini populasinya 28 juta ekor. Jika 10 persen masyarakat Indonesia berkurban, ketersediaan domba akan habis hanya dalam satu kali perayaan Idul Adha. Itu belum termasuk permintaan untuk kurban yang dilakukan korporasi, partai politik, dan instansi pendidikan.
’’Kebutuhan daging kambing, domba, dan sapi tidak hanya untuk Idul Adha. Permintaan itu ada untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk akikah, hajatan, dan lain-lain,’’ jelasnya. Untuk itu, dia mengajak generasi muda memanfaatkan potensi tersebut. (rin/c20/hep
