TENGGARONG - Semangat pemerintah menggiatkan ketahanan pangan di sejumlah wilayah kini terusik oleh aktivitas pertambangan liar. Kawasan persawahan di Kukar misalnya, tak sedikit yang berdampingan dengan aktivitas tambang. Di antaranya bahkan terindikasi tambang liar.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar Sutikno pun tak menampik hal tersebut. Kepada Kaltim Post, Sutikno mengaku prihatin dengan ancaman aktivitas pertambangan yang beririsan dengan kawasan pertanian. Meski tak secara langsung merusak lahan pertanian, sejumlah penyebab kerusakan sawah, bisa dipicu dari aktivitas tambang.
Ia mencontohkan sejumlah desa di Kecamatan Tenggarong Seberang kini menjadi lumbung pertanian. Sayangnya, kawasan tersebut berdekatan dengan aktivitas tambang liar. Dampak rusaknya air baku di sekitar sawah berpotensi bisa merusak padi yang berusia d bawah 20 hari.
“Bahkan ada airnya keruh seperti susu. Ngeri sekali melihatnya. Kalau padi usia 25 hari ke atas mungkin bisa saja selamat,” ujar Sutikno.
Senin (8/6), ia memantau kawasan pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang. Lokasi pertanian yang ia pantau berdekatan dengan aktivitas pertambangan. Diduga, hal ini ada kaitannya dengan jebolnya sebuah DAM yang juga terpengaruh akibat aktivitas tambang. “Rata-rata semua desa saat ini sudah siap tanam padi di sawah,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan berbagai pengaruh aktivitas tambang liar. Di antaranya, akses jalan yang tertutup hingga saluran air yang meluap. Pihaknya pun mengaku terus melakukan monitoring perkembangan sawah di berbagai lokasi. “Tambang ilegal itu sangat memengaruhi. Pertanian itu ketergantungan air sangat tinggi,” imbuhnya.
Diwartakan sebelumnya, berbagai program ketahanan pangan yang dicetuskan pemerintah pusat dan daerah bergesekan dengan aktivitas tambang liar. Sejumlah kecamatan yang menjadi lumbung pertanian, diduga justru marak ditemukan aktivitas tambang liar. Peringatan Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni hari ini patut menjadi refleksi.
Koordinator Jaringan Advokasi Tambang Nasional (Jatamnas) Merah Johansyah menuturkan, di Kukar tak sulit ditemukan aktivitas tambang ilegal maupun legal yang berdekatan dengan lahan pertanian. Namun, di sisi lain, aktivitas pertanian tersebut justru terancam dengan kerusakan lingkungan.
Menurutnya, tak sedikit imbas lingkungan seperti banjir muncul yang diduga akibat tambang liar. Terpisah, Anggota DPR RI Rudi Masud pun menyebutkan, pihaknya juga menyoroti aktivitas tambang liar yang marak di Kukar. Ia pun meminta inspektorat tambang untuk mengawasi aktivitas tambang di Kaltim.
Ia juga mendukung sejumlah pihak untuk menyoroti dan memublikasikan aktivitas tambang ilegal tersebut. Sebelumnya, Kepala Sub-Bidang Penegakan Hukum dan Lingkungan Hidup DLH Kukar Riduan mengatakan, pihaknya sempat melakukan pengecekan lapangan di Sebulu pada Selasa (26/5) lalu.
Kegiatan ini untuk menindaklanjuti banjir yang terjadi H-1 sebelum Lebaran. Banjir melanda lima desa di Kecamatan Sebulu. Tak hanya menggenangi pemukiman warga, air juga merendam kantor camat hingga puluhan hektare sawah.
Disinggung terkait aktivitas tambang ilegal, Riduan pun mengakui kian marak. Untuk pengawasan, terang dia, tidak lagi menjadi kewenangannya, melainkan aparat penegak hukum. (qi/kri/k16)