Part Nyanyi pun Dibuat Se-Jibles Aslinya

- Selasa, 9 Juni 2020 | 12:47 WIB

Tantangan terberat generasi Z seperti para personel Neo Jibles dalam memainkan lagu-lagu Koes Plus: bagaimana menghadirkan sound retro 1960–1970-an dengan instrumen masa kini. Dipuji pendengar kategori ”idealis”, juga mampu menjaring penggemar muda.

 

FAHMI SAMASTUTI, Surabaya, Jawa Pos

 

COBA eksperimen kecil-kecilan ini, sendirian atau bareng beberapa teman seselera. Cari lagu Hidup yang Sepi yang dimainkan Neo Jibles di YouTube.

Klik, tapi jangan lihat videonya. Dengarkan saja baik-baik vokalnya. Dan, kalau Anda mengenal baik Koes Plus, bakal sulit untuk tidak mbatin, ”Asem, itu kan suaranya Yon (Koeswoyo)...!”

Demikian jibles (mirip sekali dalam bahasa Jawa). Pengamat musik Bens Leo pernah menyebut vokal Yon, gitaris sekaligus vokalis utama Koes Plus (KP), jernih, punya jangkauan lebar, serta memiliki warna suara yang lembut dan mendayu-dayu.

Demikian pula yang dikatakan banyak orang tentang suara Ario Yudha Prasetyo, vokalis dan rhythm guitarist Neo Jibles. Itu masih ditambah ke-jibles-an ketukan drumer Muhammad Rizal dengan Murry, penggebuk drum KP. Juga gaya permainan secara keseluruhan band asal Pacitan, Jawa Timur, tersebut dengan Koes Plus.

Dari sanalah nama Neo Jibles berasal. Mereka tak memakai Jibles saja karena sudah ada nama band pelestari KP lain yang terlebih dulu menggunakan nama itu. ”Kalau mirip, kembali ke pendapat yang mendengarkan. Tapi, dari kami sendiri, ya masih jauh,” kata Yudha kepada Jawa Pos.

Dengan hampir 1.000 lagu yang terangkum dalam hampir 100 album, pengaruh Koes Bersaudara yang kemudian menjadi Koes Plus (ini pun punya banyak sekali formasi) melintas zaman hingga sekarang. Tak heran jika ada ratusan band pelestarinya di berbagai kota di penjuru tanah air.

Tak sedikit pula di antaranya yang para personelnya dari generasi Z, satu generasi di bawah angkatan milenial. Termasuk Neo Jibles yang personel tertuanya berusia 26 tahun dan tiga lainnya baru berumur 22 tahun.

Bayangkan, band yang personelnya angkatan Baby Boomer, mulai berkarir di era 1960-an, kini lagu-lagunya dilestarikan ”cucu-cicit” mereka dari generasi Z, dua dekade setelah milenium baru, dengan penuh girah (semangat) dan presisi.

Meski muda, mereka punya basis fans yang kuat lagi militan. Pada 4 Juni lalu contohnya. Mereka mengunggah Kolang-kaling, salah satu lagu pop Jawa KP, di kanal YouTube mereka.

Dalam waktu sejam, jumlah view-nya sudah melebihi seribu. Kolom komentar pun ramai, ada sekitar seratus pesan. Neo Jibles dipuji mirip dengan Koes Plus. Dari cengkok, permainan, hingga penampilan, plek dengan band legendaris Indonesia itu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X