Investor Tol Balsam Balik Modal Bisa Sampai 71 Tahun

- Selasa, 9 Juni 2020 | 12:45 WIB
Sebelum tarif Tol Balsam yang menuai pro-kontra, adalah masalah lain yang lebih serius yang dihadapi operator saat ini. Yakni lalu lintas harian kendaraan yang mengalami tren penurunan.
Sebelum tarif Tol Balsam yang menuai pro-kontra, adalah masalah lain yang lebih serius yang dihadapi operator saat ini. Yakni lalu lintas harian kendaraan yang mengalami tren penurunan.

Sebelum tarif Tol Balsam yang menuai pro-kontra, adalah masalah lain yang lebih serius yang dihadapi operator saat ini. Yakni lalu lintas harian kendaraan yang mengalami tren penurunan.

 

BALIKPAPAN–Masa balik modal investor Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) diperkirakan bakal panjang. Itu disebabkan angka lalu lintas harian atau LHR di jalan bebas hambatan pertama di Kalimantan itu jauh di luar ekspektasi. Saat ini, hanya berkisar 3–5 ribu kendaraan setiap harinya yang melintas. Sementara asumsi sebelumnya, minimal 11 ribu kendaraan per hari.

Selain LHR, masa balik modal turut dipengaruhi besaran tarif. Diketahui, Kementerian PUPR telah menetapkan tarif Tol Balsam pada Seksi 2, Seksi 3, Seksi 4 (Samboja-Simpang Pasir Palaran-Jembatan Mahkota II). Angkanya, Rp 1.287 per kilometer. Tarif ini berlaku pada Minggu (14/6) nanti. Adapun usulan tarif sebelumnya adalah Rp 1.000 per kilometer. Berdasarkan perencanaan, dengan tarif Rp 1.000 per kilometer, pay back periode (PBP) atau jangka waktu dari pengembalian modal proyek adalah 25 tahun.

Dengan asumsi, sekira 11 ribu kendaraan per hari yang melintas di Tol Balsam. Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) (namanya siapa) berpendapat, dengan tarif sebesar Rp 1.287 yang ditetapkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, kemudian memperhitungkan jumlah LHR yang sama, sekira 11 ribu kendaraan per harinya, maka PBP akan tercapai lebih cepat. Yakni dicapai dalam kurun 19,42 tahun. Lebih hemat 5,6 tahun dari rencana awal 25 tahun.

"Akan tetapi, pada masa (pandemi virus corona) seperti saat ini, secara perhitungan jelas tidak sesuai dengan masa yang normal. Dan hal tersebut akan berdampak pada capaian tahun PBP," katanya kepala Kaltim Post kemarin. Dia pun menganalisis skenario pengembalian modal Tol Balsam dengan tarif Rp 1.287 per kilometernya.

Skenario pertama, sambung dia, apabila LHR hanya sekitar 3 ribu unit per hari, PBP akan dicapai lebih lama. Yakni sekitar 71,2 tahun. Skenario kedua, apabila LHR berkisar 5 ribu unit per hari, PBP akan dicapai selama 42,7 tahun. Dengan asumsi bahwa sepanjang Tol Balsam berbayar kurang lebih 99,35 km. "Namun, bila hanya seksi II, III, dan IV sepanjang 64,87 kilometer (yang beroperasi), tol ini dibiayai investor. Maka masa PBP akan bertambah lama," ungkapnya.

Menurutnya, penetapan tarif pada 14 Juni nanti membuat operator dilematis. Sebab, pembangunan Tol Balsam Seksi 2, Seksi 3, Seksi 4, banyak mengandalkan pembiayaan dari pinjaman bank. Di mana 70 persen menggunakan pinjaman perbankan dan hanya 30 persen yang berasal dari setoran modal. Apalagi dengan tarif terjauh sebesar Rp 83.500, dikhawatirkan justru membuat LHR semakin menurun. Hingga berdampak pada pengendara kembali melintas di Jalan Soekarno-Hatta, yang tidak dikenai biaya.

"Bila jarak tempuh kurang lebih sama, yang satu gratis dan yang satu berbayar. Maka bila berhitung untuk efisiensi, bisa jadi orang akan pilih jalan non-berbayar (Jalan Soekarno-Hatta). Namun, yang menjadi pertimbangannya, dari sisi kenyamanan dan keamanan," katanya. Selain itu, pemberlakuan tarif saat ini diprediksi jadi komponen pemicu inflasi di Kaltim. Sebab, akan ada tambahan biaya bagi distribusi logistik jika pengusaha memilih melintas Tol Balsam.

"Belum bisa hitung pastinya (angka inflasi nanti). Yang jelas ada kenaikan harga. Apalagi, tarif per kilometernya mendekati Rp 1.300. Maka bisa jadi kita merupakan tol termahal dibandingkan Jawa. Tarif tol di Jawa, kenapa bisa lebih murah, karena arus kendaraan per hari cukup padat. Dilematis memang," jabar dia.

Sebagai informasi, ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) di Sumatra sepanjang 189 kilometer, tarif kendaraan golongan I dikenai Rp 170.500 atau Rp 902 per kilometernya. Sementara ruas tol Trans Jawa lainnya, yakni Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,75 kilometer, tarif terjauh untuk kendaraan golongan I adalah Rp 96 ribu atau Rp 822 per kilometernya. Kemudian Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,50 kilometer, tarif terjauh kendaraan golongan 1 adalah Rp 57 ribu atau Rp 991 per kilometernya.

Lalu Tol Pemalang-Batang sepanjang 39,19 kilometer, tarif terjauh untuk kendaraan golongan 1 adalah Rp 39 ribu atau Rp 995 per kilometernya. Selain itu, Tol Kertosono-Mojokerto sepanjang 40,50 kilometer, tarif terjauh untuk kendaraan golongan I adalah Rp 46 ribu atau Rp 1.136 per kilometernya.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kaltim Faisal Tola menuturkan, pihaknya khawatir dengan penetapan tarif Rp 1.287 per kilometer bakal berdampak pada biaya distribusi logistik yang semakin bertambah. Apalagi yang tarif yang ditetapkan untuk kendaraan golongan II dan III (truk dengan 2 dan 3 gandar) dari Samboja menuju Simpang Pasir, Samarinda Rp 113.000. Kemudian dari Samboja-Simpang Jembatan Mahkota II, Rp 125.500.

Sementara kendaraan golongan IV dan V (truk dengan 4 dan 5 gandar atau lebih) dari Samboja menuju Simpang Pasir Rp 151.000 dan simpang Jembatan Mahkota II Rp 167.500. (berlaku untuk rute sebaliknya). “Tarif itu agak mahal. Dan akhirnya nanti, kita tidak menggunakan tol lagi. Kita akan gunakan jalan biasa (jalan provinsi) lagi,” katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X