JADI PELAJARAN NIH..!! Pembatasan Dilonggarkan, Kasus Corona di India Melonjak

- Minggu, 7 Juni 2020 | 12:58 WIB
Pekerja pabrik sepatu di India dicek suhu badannya sebelum bekerja. Sejumlah sektor dilonggarkan, namun justru membuat pertambahan kasus Covid-19 melonjak (MONEY SHARMA / AFP)
Pekerja pabrik sepatu di India dicek suhu badannya sebelum bekerja. Sejumlah sektor dilonggarkan, namun justru membuat pertambahan kasus Covid-19 melonjak (MONEY SHARMA / AFP)

Kebijakan pelonggaran pembatasan atau karantina di India memicu melonjaknya pertambahan kasus Covid-19. Pada Sabtu (6/6), India mencatat 9.887 positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Itu menjadi kasus harian tertinggi sejak otoritas India melaporkan kasus pertama.

Pertambahan itu membuat jumlah pasien positif Covid-19 di India menempati urutan keenam terbanyak dunia dan melampaui angka di Italia. Tingginya kasus positif di India terjadi dua hari setelah pemerintah melonggarkan aturan karantina dengan membuka kembali mal, restoran, dan tempat ibadah.

Total pasien positif di India saat ini meningkat menjadi 246.622 berdasar Worldometers. Jumlah itu melewati Italia yang melaporkan 234.801 kasus positif. India menjadi negara Asia dengan kasus positif Covid-19 terbanyak. Jauh melewati Tiongkok yang hingga kini terdapat 83.030 kasus positif.

Dari jumlah kasus positif, angka kematian di India 6.946 jiwa. Sedangkan angka kesembuhan mencapai 118.695 orang. Angka kematian di India masih lebih rendah dari Italia. Seperti diketahui, angka kematian di Italia mencapai 33.846 jiwa per Sabtu (6/6).

Pemerintah di bawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, cemas untuk mengaktifkan kembali ekonomi yang terpuruk akibat Covid-19. Namun, India tetap berupaya membuat jutaan rakyatnya kembali bekerja dengan melonggarkan aturan karantina.

Otoritas di India memberlakukan karantina sejak Maret. Kebijakan itu, menurut pemerintah, berhasil mencegah kasus positif bertambah cepat.

Hanya saja, pemerintah India dinilai terlalu cepat dalam melonggarkan karantina. Pemerintah melonggarkan pembatasan sejak Senin lalu meski sejumlah ahli khawatir langkah itu terlalu cepat dilakukan.

Giridhar R Babu, seorang epidemiolog di Yayasan Kesehatan Masyarakat India/Public Health Foundation of India, mempertanyakan langkah pemerintah yang membuka kembali tempat ibadah. “Kita dapat bertahan hidup dan menjaga kasus positif tidak terus bertambah tanpa harus membuka tempat ibadah untuk sementara waktu,” kata Babu lewat unggahannya di Twitter seperti dilansir Antara.

Meski beberapa tempat umum kembali dibuka, pemerintah masih melarang konser musik, pertandingan olahraga, dan kampanye politik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (5/6) mengatakan karantina di India membantu menekan pertumbuhan angka pasien positif. Namun saat ini, jumlah pasien positif telah naik saat pembatasan dilonggarkan.

“Saat India dan negara besar lainnya kembali membuka tempat umum dan orang-orang mulai berpindah tempat, selalu ada risiko virus akan kembali menyebar,” kata dr Mike Ryan, kepala program darurat WHO, saat jumpa pers di Jenewa, Swiss. (jc)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X