LOS ANGELES– Setelah didepak dari daftar miliarder dunia oleh majalah Forbes, kini Kylie Jenner menempati posisi pertama di daftar 100 selebriti terkaya. Jenner berhasil mengantongi USD 540 juta (Rp 7,5 triliun) sebelum pajak. Pemasukan terbesarnya datang dari penjualan 51 persen saham Kylie Cosmetics kepada Coty Inc. senilai USD 600 juta (Rp 8,4 triliun) Januari lalu.
Anak bungsu Kris Jenner itu menggeser Taylor Swift yang tahun lalu memuncaki posisi dengan USD 185 juta (Rp 2,6 triliun). Pendapatan Jenner juga meningkat pesat ketimbang tahun lalu. Saat itu dia menempati posisi kedua dengan USD 170 juta (Rp 2,4 triliun). Di sisi lain, Swift turun di peringkat ke-25 dengan kekayaan senilai USD 63,5 juta (Rp 883,5 miliar). Pandemi Covid-19 yang membuat serangkaian jadwal turnya ditunda menjadi salah satu alasan.
Setelah Forbes menghapus status miliardernya, Jenner sempat buka suara. Kekasih Travis Scott tersebut membantah tuduhan Forbes bahwa pihaknya memalsukan sejumlah poin dalam laporan keuangan. Mesi begitu, Jenner mengaku tak peduli. ’’Tidak masalah. Aku diberkati selama bertahun-tahun. Aku punya putri yang cantik serta bisnis yang sukses dan baik-baik saja,’’ cuitnya di Twitter pada 29 Mei lalu.
Di sisi lain, pengacara Jenner, Michael Kump, menuding laporan Forbes penuh kebohongan. ’’Tuduhan Forbes bahwa Kylie dan akuntannya ’memalsukan pengembalian pajak’ benar-benar salah. Kami menuntut Forbes segera mencabutnya dan pernyataan lainnya,’’ tegasnya, sebagaimana dilansir dari People.
Kembali ke daftar selebriti terkaya, Kanye West menempati posisi kedua tahun ini dengan USD 170 juta (Rp 2,4 triliun). Pemasukan terbesar didapat dari kerja sama sneakers Yeezy dan Adidas. Selain itu, BTS, boyband asal Korea Selatan, menempati posisi ke-47. Dengan pendapatan USD 50 juta (Rp 695,7 miliar) sebelum pajak, boyband dengan tujuh anggota itu menjadi satu-satunya selebriti Korea yang masuk daftar tersebut.
Jika digabungkan, pendapatan 100 selebriti tertinggi itu bernilai USD 6,1 miliar (Rp 84,9 triliun) sebelum pajak dan biaya. Lebih rendah USD 200 juta (Rp 2,8 triliun) jika dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu pemicunya adalah pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penundaan sejumlah event dan film di seluruh dunia. (Forbes/People/adn/c18/nda)