WELLINGTON – ’’Akses atas produk sanitasi adalah kebutuhan, bukan kemewahan.’’ Pernyataan itu dilontarkan Menteri Urusan Perempuan Selandia Baru Julie Anne Genter untuk menanggapi masih adanya remaja putri yang tidak masuk sekolah karena tidak bisa membeli pembalut. CNN mengungkapkan bahwa ada sekitar 95 ribu remaja putri usia 9–18 tahun di negara tersebut yang bolos sekolah setiap datang bulan.
Untuk mengatasinya, pemerintah akan menyediakan pembalut, tampon, dan kebutuhan menstruasi lainnya gratis di lembaga pendidikan. Total anggaran yang dikucurkan untuk program tersebut mencapai NZD 2,6 juta atau setara Rp 23,5 triliun. Yang menjadi percontohan adalah 15 sekolah di wilayah Waikato. Tahun depan baru diberlakukan untuk seluruh sekolah di Selandia Baru.
’’Dengan menggratiskannya, kami mendukung para remaja ini untuk terus belajar di sekolah,’’ tegas Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern. (sha/dos)