INGAT..!! Masuk Balikpapan Wajib Punya Hasil Swab Negatif

- Senin, 1 Juni 2020 | 22:53 WIB
Pintu masuk Kaltim melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, kian diperketat. Jika sebelumnya pendatang hanya perlu mengantongi hasil rapid test non-reaktif, kini wajib menunjukkan hasil swab test negatif Covid-19.
Pintu masuk Kaltim melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, kian diperketat. Jika sebelumnya pendatang hanya perlu mengantongi hasil rapid test non-reaktif, kini wajib menunjukkan hasil swab test negatif Covid-19.

BALIKPAPAN–Pintu masuk Kaltim melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, kian diperketat. Jika sebelumnya pendatang hanya perlu mengantongi hasil rapid test non-reaktif, kini wajib menunjukkan hasil swab test negatif Covid-19. Pengguna jasa transportasi laut via Pelabuhan Semayang, Balikpapan, juga berlaku sama. Kebijakan ini mulai berlaku Rabu (3/6) hingga 30 Juni 2020.

“Besok (hari ini) akan kita sosialisasikan pemberlakukan swab bagi mereka yang mau datang ke Balikpapan,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Balikpapan Rizal Effendi, kemarin (31/5). Menurut Wali Kota Balikpapan ini, syarat wajib menunjukkan swab test menyusul banyaknya pasien terkonfirmasi positif yang berasal dari luar Balikpapan. Atau tidak ber-KTP Kaltim.

Selain Balikpapan, kebijakan serupa lebih dulu diterapkan Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Bali. Pelaku perjalanan dari luar daerah, wajib uji swab berbasis polymerase chain reaction (PCR) dengan hasil negatif. Selain melalui swab test dengan metode PCR, Pemkot Balikpapan memberikan alternatif melalui hasil tes cepat molekuler (TCM).

 Sementara itu, bagi warga Kaltim yang ingin bepergian ke luar daerah melalui Bandara Internasional Sepinggan, Rizal meminta agar membekali diri dengan hasil rapid test non-reaktif di daerah asal. “Jadi bukan mau berangkat, baru rapid test-nya di Balikpapan. Sehingga setelah reaktif, baru jadi persoalan bagi Pemkot Balikpapan,” katanya. Menurut dia, rapid test di daerah asal sangat penting. Jika hasilnya reaktif, maka bisa lebih cepat ditangani saat itu juga.

Termasuk membatalkan rencana keberangkatan menuju Balikpapan. “Jangan sudah di sini (Balikpapan), baru positifnya. Supaya R-Nought kita bisa di bawah 1. Karena itu salah satu persyaratan untuk melaksanakan new normal,” harapnya.Perlu diketahui, R-Nought adalah angka yang menunjukkan daya tular sebuah virus/bakteri atau sebuah penyakit dari seseorang ke orang lain. Juga dikenal dengan istilah basic reproduction number. Menurut WHO, R-Nought atau RO Covid-19 di seluruh dunia dari 1,9 sampai 5,7 R0-nya.

Sementara Indonesia, diperkirakan 2,5. Artinya, 1 orang itu bisa menularkan virus corona ke 2 atau 3 orang. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Balikpapan

dr Andi Sri Juliarty menambahkan, kewajiban melampirkan hasil pemeriksaan swab negatif virus corona tidak berlaku bagi masyarakat yang melintasi Pelabuhan Feri Kariangau maupun Pelabuhan Kelotok Kampung Baru. Akses tersebut menuju Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Mereka hanya diwajibkan melampirkan hasil pemeriksaan rapid test atausurat keterangan kesehatan. “Kalau enggak bawa hasil rapid test, bisa membawa surat keterangan sehat,” ucap perempuan yang juga menjabat kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan. 

Sementara itu, dari Samarinda, Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim kembali mengumumkan perkembangan terbaru penanganan virus corona (Covid-19). Disampaikan Plt Kepala Diskes Kaltim Andi M Ishak, pada Minggu (31/5), terjadi penambahan empat kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan begitu, total positif di Kaltim berjumlah 295 kasus. Penambahan kasus positif kemarin berasal dari Balikpapan (1 kasus) dan Kukar (3 kasus). Sementara kasus sembuh, menembus angka 12 orang. Sehingga dari 295 orang yang positif, total pasien telah sembuh 173 orang. Pasien yang sembuh tersebar di Berau (7 orang), Kutai Barat (2 orang), dan Balikpapan (3 orang).

Kembali ke Andi Sri Juliarti. Dia menuturkan, berdasarkan pengamatan pihaknya setelah Lebaran sampai akhir Mei lalu (24–31 Mei 2020), jumlah kasus transmisi lokal di Balikpapan belum ditemukan. Justru peningkatan kasus terkonfirmasi positif berasal dari pasien yang akan keluar atau masuk Balikpapan untuk suatu pekerjaan.

“Jadi memang ada perubahan tren kasus di dalam dua minggu ini, yang prediksi kita akan terjadi second wave akibat Idulfitri, sampai sekarang belum terjadi,” jelas Dio, sapaan akrabnya. (kip/riz2/k8)

 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X