Melihat Fasilitas PLTS Terapung Bifacial di Danau Universitas Indonesia

- Senin, 1 Juni 2020 | 14:07 WIB
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung bisa ditempatkan di perairan mana pun. Danau, sungai, bahkan laut. Tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI) telah membuktikannya.
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung bisa ditempatkan di perairan mana pun. Danau, sungai, bahkan laut. Tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI) telah membuktikannya.

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung bisa ditempatkan di perairan mana pun. Danau, sungai, bahkan laut. Tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI) telah membuktikannya.

 

M. HILMI SETIAWAN, Depok, Jawa Pos

 

”MARI kita langsung mencoba naik ke PLTS-nya,” ajak Direktur Tropical Renewable Energy Center (TREC) Fakultas Teknik (FT) UI Eko Adhi Setiawan Maret lalu. Dia mengajak keliling kompleks FTUI menuju Danau Mahoni.

Danau itu khas dengan jembatan teksasnya. Teksas adalah kependekan dari teknik sastra. Nama tersebut diambil karena jembatan itu menghubungkan fakultas teknik dan sastra yang dipisahkan sebuah danau. Dari kejauhan fasilitas PLTS terapung itu sudah terlihat. PLTS tersebut diklaim sebagai yang pertama di Indonesia karena menerapkan teknologi bifacial.

Teknologi itu membuat kedua sisi panel surya (solar panel) mampu menyerap sinar matahari. Sisi pertama menyerap sinar matahari langsung. Sedangkan sisi satunya menyerap sinar yang dipantulkan dari air. Dengan sistem tersebut, solar panel-nya tembus sinar matahari. Sinar yang tembus itu dipantulkan air danau dan diserap kembali oleh solar panel.

Luas PLTS terapung itu 12 x 18 meter. Terdiri atas 36 buah panel solar cell. Untuk mencapainya harus melewati tabung plastik terapung atau floater sepanjang sekitar 50 meter. Saat melewatinya harus hati-hati. Jika tidak, bisa terpeleset dan tercebur ke danau. Meskipun danaunya tidak dalam.

Setelah sampai di PLTS, kondisi pijakan lebih stabil. Karena terdiri atas sekian banyak rangkaian tabung plastik. Supaya tidak terbawa arus, di bagian sudut dibuat semacam jangkar dengan pemberat. Eko mengatakan, air di sekitar PLTS terapung itu dicek secara berkala. Dibersihkan dari dedaunan, sampah plastik, atau sejenisnya. Supaya tidak mengganggu pantulan sinar matahari. Sesekali terlihat ikan menyembul di antara panel sel surya (solar cell).

Pria kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1974, itu menceritakan, PLTS terapung berbasis bifacial dipasang akhir Februari lalu. ”Energi yang dihasilkan dari sistem ini 22 kWh sampai 35 kWh pada musim hujan,” katanya.

Tetapi, ketika musim kemarau, setrum yang dihasilkan bisa mencapai 40-an kWh setiap hari. Listrik yang dihasilkan PLTS terapung itu dialirkan ke kantin FTUI. Bisa dimanfaatkan sebagai back-up listrik dari PLN.

Pria yang mengawali karir sebagai dosen pada 2009 tersebut menjelaskan, gagasan pemasangan PLTS terapung bifacial itu semula muncul dari pihak industri. Saat itu ada industri yang memproduksi panel solar cell mencari tenaga ahli di bidang panel surya. ”Lalu ketemu saya. Katanya tahu saya dari CV (curriculum vitae, Red) dan lainnya,” jelas dia.

Eko menerangkan, teknologi PLTS atau panel surya sudah makin banyak digunakan. Harganya pun makin terjangkau. Bahkan, beberapa pedagang kaki lima (PKL) menggunakan sel surya untuk kebutuhan listrik di tempat dagangannya.

Namun, inovasi terbaru yang ingin dia hasilkan adalah menempatkan panel surya atau perangkat PLTS di danau atau perairan. Alat tersebut juga bisa dipasang di laut, lahan gambut, dan sungai. Namun, untuk sungai agak sulit diterapkan karena arusnya bisa tiba-tiba menjadi kuat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X