Bangun Tidur Industri Pariwisata, Harus Ada Jaminan Aman Nyaman

- Senin, 1 Juni 2020 | 12:05 WIB
POLA BARU: Angin segar bagi pelaku industri wisata dengan imbauan pembukaan kembali. Siap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku termasuk pembatasan kunjungan.
POLA BARU: Angin segar bagi pelaku industri wisata dengan imbauan pembukaan kembali. Siap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku termasuk pembatasan kunjungan.

SEMENJAK dikeluarkan surat edaran untuk menutup sementara tempat wisata guna memutus mata rantai penyebaran pandemi covid-19 sejak tiga bulan lalu, kini pelaku usaha sektor pariwisata tengah bersiap menunggu angin segar. Berharap imbauan untuk membuka kembali operasional. Termasuk dalam rancangan new normal.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani mengatakan, pariwisata di Kota Tepian akan kembali berjalan normal kembali. Terlebih surat edaran fase relaksasi Dinas Kesehatan Samarinda telah dikeluarkan ke Satgas Percepatan Penanggulangan covid-19 Samarinda. “Pastinya akan dipantau sesuai dengan protokol yang telah ditentukan, termasuk jumlah kunjungan. Jadi nanti ketika telah beroperasi setiap destinasi harus mengatur jumlah pengunjung yang masuk, untuk tetap menerapkan social distancing," ujarnya.

Keadaan tak dapat diprediksi. Selain covid-19, tahun lalu pariwisata juga sempat menurun. Seperti kondisi banjir. "Karena memang beberapa lokasi destinasi kita berada di daerah utara yang memang daerah banjir. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, selain menunggu dan menunggu," kisahnya.

Ayu menuturkan, sangat  besar harapannya dengan pemberlakuan new normal. Menjadi momen bagus untuk dunia pariwisata. "Namun tetap dengan batasan-batasan yang harus diperhatikan. Saat ini  pemilik destinasi sepakat dan tak akan membuat masyarakat terancam kesehatannya, tentunya akan dijaga dengan tertib,” tuturnya.

Ayu menerangkan, upaya protokol kesehatan telah dipersiapkan para pemilik destinasi wisata jauh hari sebelumnya. Mulai  pemakaian masker hingga pembatasan jumlah pengunjung. "Nanti jika telah dibuka mereka (pelaku destinasi pariwisata) akan mengikuti pastinya, mereka sudah menunggu selama ini untuk beroperasi," jelasnya.

Ketua Putri (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia) Kaltim Dian Rosita menyambut baik penerapan new normal. Apalagi melihat situasi jika tempat keramaian Samarinda sudah mulai buka seperti mal. “Bukan menyambut baik dalam hal senang ada pemasukan lagi. Tapi tetap sesuai dengan standar kesehatan,” jelasnya.

Disebutkan, jika pemilik objek wisata yang tergabung dalam Putri sebagian besar berkonsep ruang terbuka atau alam. Sehingga lebih mudah dalam penerapan physical distancing serta imbauan lain sesuai protokol yang berlaku. Selain mematuhi imbauan pemerintah, masing-masing manajemen tempat wisata tentu punya kebijakan menyesuaikan kondisi.

“Kami mempelajari juga berbagai destinasi dunia, bagaimana mereka menerapkan protokol kesehatan. Sebab tujuannya tentu saja tetap aman dan nyaman. Misal nanti di Rumah Ulin Arya ada aturan A, kemudian di Mahakam Lampion Garden ada aturan B, disesuaikan,” jelasnya.

Termasuk ketentuan tiket masuk. Dian menyebutkan beberapa opsi seperti minimalkan transaksi tunai, kemudian layanan pemesanan tiket online, sistem pengunjung out in. “Jadi apakah ketika ada pengunjung out, baru boleh ada yang in. Nanti tergantung masing-masing manajemen,” paparnya.

Semenjak diimbau untuk tutup sementara pada 18 Maret, Dian menyebut bahwa industri pariwisata benar-benar nol. Berita baiknya, bantuan sosial jaring pengaman sosial (Bansos JPS) khusus pariwisata akan dimulai 2 Juni nanti. “Tentu saja sesuai target, yakni karyawan di lapangan. Untuk kelas supervisor atau manajer ya tidak,” ungkapnya.

Ketentuan pembukaan destinasi wisata bergantung kebijakan masing-masing dinas setempat. Dian menilai, Samarinda akan menerapkan Juni mendatang. Sedangkan Bontang dan Balikpapan pada Juli nanti. “Nah, Muara Badak kan di sana ada pantai, hasil koordinasi warga dan pemerintah di sana memutuskan sudah buka sejak dua hari lalu,” kata Dian saat dikonfirmasi Jumat (29/5).

Dari pandangan Dian, antusiasme warga terkait hiburan cukup tinggi. Terbukti dari beberapa laporan jika banyak warga yang ingin reservasi tempat dan datang rombongan padahal masih tutup. “Ada 40-an destinasi wisata se-Kaltim. Dan di Samarinda ada sekitar 11. Hal ini juga membuka mata, bahwa wisata itu kebutuhan. Namun kami tentu tetap memerhatikan aspek kesehatan,” pungkasnya.

PERHATIKAN HIGH TOUCH POINT

Erat kaitannya dengan pariwisata, perhotelan juga paling terdampak. Sejak awal masa pandemi covid-19, perhotelan mengalami penurunan okupansi hingga di bawah angka 10 persen, bahkan beberapa hotel mengalami penurunan okupansi hingga 0 persen, dan akhirnya memilih tutup sementara, imbas kesulitan memperoleh cash flow untuk memenuhi biaya operasional.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X