VOLLEBAK, perusahaan pakaian yang memproduksi jaket dari graphene dan t-shirt dari serat karbon kembali merilis pakaian yang mengejutkan. Produk anyar adalah mantel atau jaket yang terbuat dari tembaga yang diklaim mampu menghancurkan mikroba bahkan virus corona.
Dikutip dari Reuters, (30/5), jaket yang dibuat Vollebak merupakan jaket full metal yang dijual dengan harga berkisar Rp 16 jutaan. Jaket itu dirancang untuk memanfaatkan sifat antimikroba dari tembaga.
Tembaga telah terbukti bisa membunuh bakteri dan virus. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa tembaga bisa menonaktifkan virus corona baru atau Covid-19 dalam waktu empat jam.
Perusahaan melihat jaket full metal sebagai langkah pertama untuk menciptakan pakaian tahan penyakit. Jaket full metal dari Vollebak sebenarnya sudah dikembangkan selama tiga tahun terakhir.
Salah satu pendiri Vollebak Steve Tidball mengatakan, awalnya terinspirasi membuat pakaian dari tembaga setelah menonton TED Talk oleh Bill Gates tentang pandemi. Dia juga telah berbicara dengan teman-teman yang bekerja di industri dirgantara untuk pengembangan jaket tersebut. “Kami mulai berpikir tentang membuat pakaian yang bisa melawan virus atau bakteri,” ucapnya.
Penelitian mereka akhirnya memutuskan tembaga. Tembaga mengandung ion bermuatan positif yang mampu memerangkap virus yang bermuatan negatif. Ion tembaga menembus virus, mencegahnya bereplikasi.
Secara historis, tembaga digunakan di rumah sakit (seperti pada gagang pintu) untuk mencegah penyebaran penyakit. Pada 2015, peneliti menemukan bahwa menggunakan paduan tembaga di rumah sakit mengurangi tingkat infeksi hingga 58 persen.
Baru-baru ini, tembaga telah dimasukkan ke kain untuk membuat seprai, sarung bantal, dan masker untuk industri kesehatan. Vollebak kemudian meneruskan gagasan tersebut.
Setiap jaket full metal terbuat dari tembaga 65 persen, dan perusahaan menggunakan sekitar tujuh mili logam di setiap mantel. Pada awalnya, Steve Tidball dan salah seorang pendiri dan saudara kembarnya, Nick Vollebak, hanya mencoba membuktikan bahwa jaket dapat dibuat dari bahan tersebut.
“Tidak ada rantai pasokan nyata untuk tembaga yang dapat dibuat menjadi pakaian. Jadi itu adalah proses yang sangat mahal,” kata Tidball. “Fase satu produksi massal jaket sudah dimulai. Sekarang kami telah mengeluarkannya di dunia untuk tujuan pengujian,” bebernya.
Pada masa depan, Tidball membayangkan tahap yang lebih besar untuk pakaian tembaga. “Sifat antimikroba sangat bagus, tetapi kami juga melihat bahan yang bisa kami gunakan untuk kecerdasan. Pada akhirnya, kami mencoba membuat pakaian yang cerdas untuk abad berikutnya,” pungkas dia. (rom2/k8)