Polisi Penindih Floyd Didakwa Pasal Pembunuhan, Rusuh di Amerika Meluas

- Minggu, 31 Mei 2020 | 13:11 WIB
PICU RASISME: Para pendemo di depan resto yang dibakar massa di Minneapolis Jumat (29/5). (AP Photo)
PICU RASISME: Para pendemo di depan resto yang dibakar massa di Minneapolis Jumat (29/5). (AP Photo)

NEW YORK – Seorang mantan perwira polisi Minneapolis, Derek Chauvin, yang berkulit putih, akhirnya ditangkap. Dia didakwa dengan pasal pembunuhan setelah kematian George Floyd. Derek Chauvin dalam rekaman video terlihat menginjak leher George Floyd dengan lututnya pada hari Senin (25/5). Dia dan tiga petugas lainnya telah dipecat seperti dilansir dari BBC, Minggu (31/5).

Penangkapannya diharapkan bisa meredam penjarahan dan pembakaran di kota Minnesota telah memicu protes nasional. Kasus ini memicu kemarahan AS atas pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika. Jaksa Wilayah Hennepin, Mike Freeman mengatakan, Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua. Sementara untuk tiga petugas lainnya yang terlibat masih dalam penyekidikan.

“Bukti-bukti telah diberikan kepada kami. Sejauh ini yang tercepat yang pernah kami tuntut pada seorang polisi,” katanya. Menurut bukti kriminal, Chauvin dianggap bertindak dengan pikiran sadis tanpa memerhatikan kehidupan manusia. Atas perbuatannya, George Floyd tewas karena tak bisa bernapas.

Atas kejadian tersebut, pada hari Kamis (28/5), malam ketiga protes atas kematian Floyd, sebuah kantor polisi dibakar. Sejumlah bangunan telah dibakar, dijarah, dan dirusak dalam beberapa hari terakhir. Di Atlanta pada hari Jumat (29/5), kendaraan polisi dibakar ketika pengunjuk rasa berkumpul di dekat kantor penyiar berita CNN. Ada juga demonstrasi di tempat lain. Termasuk di New York, Los Angeles, Chicago, Denver, Houston, Louisville, Phoenix, Columbus, dan Memphis.

Di Gedung Putih pada hari Jumat (29/5) Presiden Donald Trump menyebut insiden tewasnya Floyd adalah hal yang mengerikan. Dan mengatakan ia telah berbicara dengan keluarga Floyd, yang ia sebut sebagai orang-orang hebat. Dia mengatakan dia telah meminta departemen kehakiman untuk mempercepat penyelidikan yang diumumkan pada hari Jumat (29/5), apakah ada hukum hak-hak sipil dilanggar dalam kematian Floyd. Trump meminta para demonstran tetap damai dan terkendali. “Para penjarah tidak seharusnya dibiarkan menenggelamkan suara-suara dari begitu banyak pemrotes yang damai,” jelasnya.

Reaksi Keluarga Floyd

Keluarga Floyd dan pengacara mereka mengapresiasi penangkapan sang polisi. Pengacara keluarga Floyd, Benjamin Crump, mengatakan penangkapan itu diapresiasi tapi semua itu terlambat. Keluarga itu mengatakan mereka menginginkan dakwaan pembunuhan tingkat pertama yang lebih serius serta penangkapan para perwira lain yang terlibat. Sebab insiden itu menimbulkan trauma yang mendalam.

“Hari ini, keluarga George Floyd harus menjelaskan kepada anak-anaknya mengapa ayah mereka dieksekusi seperti itu oleh polisi melalui video,” kata Benjamin.

Aksi protes atas kematian pria kulit hitam, George Floyd, terus dilakukan masyarakat. Ujungnya, kantor polisi di Minneapolis, Minnesota, dibakar para pemrotes. Api membumbung di bangunan polisi pada Kamis malam (28/5). Demonstran marah lantaran 4 polisi menangkap Floyd dengan aksi membabi buta. Leher Floyd diinjak dengan lutut polisi kulit putih hingga Floyd tewas. Floyd meninggal pada hari Senin (25/5).

Sebelumnya, sebuah video dari insiden tersebut menunjukkan Floyd memohon kepada petugas. Floyd mengatakan dia tak bisa bernapas seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (29/5). “Saya tidak bisa bernapas, tolong,” katanya sebelum akhirnya tidak bergerak lagi dengan lutut petugas masih di lehernya. Keempat petugas yang terlibat sudah dipecat. Akan tetapi keluarga Floyd, tokoh masyarakat dan warga menyerukan agar 4 polisi itu ditangkap.

“Para perwira ini, mereka perlu ditangkap sekarang, orang-orang menginginkan keadilan sekarang,” kata saudara laki-laki Floyd, Philonese Floyd, kepada CNN pada Kamis (28/5). “Mereka perlu dihukum dan mendapatkan hukuman mati,” kata Philonese Floyd.

Untuk diketahui, kejadian itu bermula dari panggilan 911. ”911, apa yang bisa kami bantu?” Pegawai Cup Food, toserba di Minneapolis, Minnesota, melaporkan kejahatan. Salah seorang pengunjung mereka membeli rokok dengan uang palsu.

’’Dia sepertinya mabuk dan menolak mengembalikan rokoknya,’’ ujar pegawai sesuai dengan transkrip panggilan darurat yang dirilis Minneapolis Police Department (MPD) seperti dilansir CNN.

Kejahatan ringan seperti itu biasanya berakhir dengan pelaku digiring ke kantor polisi. Namun, telepon darurat yang terjadi Selasa lalu tersebut menyebabkan kerusuhan di seluruh penjuru AS. Tragedi itu terjadi setelah video penangkapan George Floyd, pemilik uang palsu, beredar di media sosial.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X