SAMARINDA–Awal pekan depan, personel tim kriket Kaltim harus memastikan berada di wilayah dengan asupan jaringan internet memadai. Pasalnya, Senin (1/6), mereka akan mengikuti tes fisik secara dalam jaringan (daring/online).
Menurut pelatih kepala kriket Kaltim Bernard Elli, tes fisik itu jadi tolok ukur perkembangan atlet. Pasalnya, tiga pekan terakhir, para atlet hanya berfokus berlatih di kediaman masing-masing. Sedangkan, pada Juni, mereka berencana mengembalikan intensitas ke taraf maksimal.
"Ini juga merupakan program konsultan teknik KONI Kaltim. Ada 14 atlet yang diminta tes fisik ini. Namun, kami dari tim pelatih juga akan mengetes dua atlet pelapis," tuturnya. Kekuatan atlet kriket Benua Etam datang dari Kukar, Samarinda, Balikpapan, Berau, dan Kutim.
Tentang jaringan, diakuinya cukup merisaukan. Sebab, tidak semua atlet berada di wilayah dengan jaringan internet memadai. “Dari sekarang ini sudah diberi tahu cari lokasi yang enak agar tidak putus-putus nanti. Sebab, kalau error, yang rugi kan atletnya, karena terdata kurang optimal," tuturnya.
Dia mencontohkan salah satunya tentang perhitungan waktu. Bila jaringan tak memadai, ada risiko atlet terpaksa mengulangi sesi. Bila sudah mengulang, ada kemungkinan hasilnya tidak serupa dengan tes pertama yang terinterupsi jaringan buruk.
Meski berisiko, dia mengatakan, timnya tetap optimistis kegiatan itu bisa berjalan lancar. "Kendala terbesar kita semua kan Covid-19 ini. Susah sekali mau latihan di luar, soalnya enggak mau ambil risiko juga. Sebab itu, juga ada tim pelapis yang kami lihat fisiknya. Kita tidak tahu bagaimana ke depannya, semoga saja sehat selalu," ujarnya. Sebab, saat ini kebugaran tubuh dan kesehatan yang paling penting. (*/yui/ndy/k8)