SAMARINDA–Dalam rapat virtual PSSI dengan klub kontestan kompetisi, mayoritas mereka mengajukan agar kompetisi dihentikan. Atau diganti dengan format berbeda. Borneo FC tidak berada di kelompok tersebut. Mereka menginginkan agar kompetisi tetap berjalan. Sebab, mereka tidak ingin perjuangan yang sudah dimulai terhenti di awal jalan.
Wajar jika Borneo FC enggan kompetisi diakhiri. Selain mereka sudah memulai kompetisi dengan performa menjanjikan–raihan enam poin di tiga pertandingan, manajemen tak mau dirugikan dari sisi industri. "Kami dari manajemen serta sponsor mengeluarkan banyak biaya dari awal persiapan musim ini. Kalau kompetisi dihentikan, kerugiannya sangat besar. Harus ada solusi yang lebih bijak," ucap Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin.
Dikatakan Nabil, opsi terbaik ialah tetap melanjutkan kompetisi. Namun dengan catatan subsidi dari operator liga naik. Pasalnya, kemungkinan besar saat laga kandang tak ada pemasukan lantaran digeber tanpa penonton.
"Seperti di Jerman kompetisi sudah jalan lagi tapi tanpa penonton. Kawasan Asia Tenggara juga mulai kembali melanjutkan liga. Semoga dengan semangat yang sama juga bisa diikuti di Indonesia," harapnya.
Nilai subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi kepada kontestan Liga 1 sebesar Rp 5,2 miliar. Lebih besar untuk Persiraja Banda Aceh dan Persipura Jayapura yang mendapat Rp 5,7 miliar. Dana tersebut dicairkan dalam 10 termin sesuai kalender kompetisi.
"Kami ingin subsidi ditambah. Selain itu harus ada pembicaraan mengenai rating dan sharing televisi. Mengenai kontrak pemain juga mesti direvisi agar memunculkan jalan terbaik untuk semua pihak," pungkasnya. (*/abi/ndy/k8)