Tanpa Penonton, Mending Stop

- Sabtu, 30 Mei 2020 | 11:39 WIB
TUNGGU KEPASTIAN: Aji Santoso berharap ada kejelasan seputar kompetisi dalam waktu dekat.
TUNGGU KEPASTIAN: Aji Santoso berharap ada kejelasan seputar kompetisi dalam waktu dekat.

 

PERSEBAYA Surabaya berada di kubu yang ingin kompetisi distop. Maklum, sampai saat ini, pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Pelatih Persebaya Aji Santoso menilai cukup riskan jika kompetisi dipaksakan. Kalaupun Liga 1 2020 tetap ngotot digulirkan, dia bisa terima. Tapi, ada syarat wajib yang harus dipenuhi. “Dari saya pribadi, kompetisi boleh dilanjutkan kalau kondisi benar-benar aman. Sudah tidak ada pandemi lagi. Itu syarat mutlak,” tegas pelatih 50 tahun tersebut kepada Jawa Pos.

Jika pandemi masih ada, Aji meminta kompetisi tidak dipaksakan bergulir. “Akan sangat bahaya bagi para pemain,” katanya. Sejatinya, saat ini muncul istilah kenormalan baru alias new normal. Yang mana, warga mulai merasa normal untuk melakukan pencegahan Covid-19. Seperti mencuci tangan, memakai masker, hingga menjaga jarak aman.

Tapi, hal itu tak lantas membuat kompetisi bisa digulirkan. Sebab, metode tersebut sangat tidak cocok dengan kultur sepak bola. Aji pun memberikan contoh. “Semisal tim sedang latihan. Masak iya pemain harus jaga jarak 1 sampai 2 meter? Terus kalau mau merebut bola gimana?” terang kapten Persebaya saat juara Liga Indonesia musim 1996–1997 tersebut.

Selain itu, physical distancing bakal berpengaruh pada suporter. Stadion tidak akan bisa terisi penuh. Sebab, tidak semua jatah kursi bisa ditempati akibat harus menjaga jarak aman. Kondisi itu jelas memengaruhi atmosfer sepak bola di Indonesia. Apalagi, Persebaya memiliki Bonek, suporter yang cukup militan saat mendukung tim kesayangan.

Aji juga tidak ingin kompetisi dilanjutkan tanpa penonton. Dia menilai, suporter adalah roh dari pertandingan. Pelatih asal Kabupaten Malang itu mencontohkan, Bundesliga yang kembali dimulai tanpa penonton. “Jadi seperti sayur tanpa garam. Aura persaingan kompetisi hilang. Jauh dari kenyataan,” tegas mantan pelatih Arema FC dan Persela Lamongan tersebut.

Kalaupun ada turnamen pengganti, Aji ikut saja. Hanya, dia meminta pihak federasi memikirkan masak-masak sebelum memulai turnamen. “Apakah pandemi benar-benar sudah selesai? Itu yang paling utama,” katanya. Jika pandemi benar-benar sudah teratasi, turnamen tak lantas bisa langsung dimulai. Aji meminta federasi memberikan waktu kepada pihak klub. “Tim kan butuh persiapan. Latihan juga baru bisa dimulai kalau pandemi sudah benar-benar tuntas,” jelasnya.

Saat ini, skuat Persebaya tengah diliburkan. Mereka kembali akan melakukan latihan dalam jaringan (daring/online) dua pekan pasca-Lebaran. Meski diliburkan, pemain diminta tetap menjaga kondisi. Aji bahkan sudah menugasi pelatih fisik Gaselly Jun Panam untuk mengontrol kondisi seluruh penggawa Green Force. (jpc/ndy/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 13:50 WIB
X