Dulu Megah, Sekarang Terlantar, Stadion Utama Kaltim Menanti Asupan Rp 260 Miliar

- Sabtu, 30 Mei 2020 | 11:33 WIB
Kolam renang di GOR Aquatik kondisinya memprihatinkan. Keramiknya rusak karena aktivitas tambang di sekitar GOR.
Kolam renang di GOR Aquatik kondisinya memprihatinkan. Keramiknya rusak karena aktivitas tambang di sekitar GOR.

2015 lalu menjadi pertanda akan adanya angin segar membawa perubahan pada 7 venue yang merupakan fasilitas megah di komplek Stadion Utama Kaltim atau biasa juga dikenal dengan sebutan Stadion Utama Palaran, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.

Namun 5 tahun berlalu, harapan itupun pupus seiring tak pernah terealisasikannya angka fantastis yang diperlukan untuk melakukan pembenahan berskala besar ketujuh bangunan yang berdiri kokoh di atas tanah seluas 88 hektare itu.

Alhasil ketujuh fasilitas inti yang juga sebagai penunjang cabang olahraga lainnya itu hingga saat inipun kondisinya jauh dari kata layak. Bangunan itu terdiri dari Gedung Serba Guna, Stadion Utama Sepak Bola, Bulutangkis, Tenis, Baseball, Aquatik, dan Panjat Tebing.

Rp 200 miliar tercatat sebagai asupan anggaran yang diperlukan kala itu guna melakukan pembenahan besar-besaran pada ketujuh bangunan Gelanggang Olahraga (GOR) yang diresmikan pada 2008 lalu.

"Tapi angka itu untuk saat ini tentunya sudah mengalami perubahan, seiring dengan naiknya harga material serta kebutuhan lainnya dari tahun ke tahun, ditambah dengan adanya kerusakan yang lebih besar akibat lambannya penanganan," tutur Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Prasarana Olahraga, Masbar kepada awak Samarinda Pos (Jawa Pos Grup), Kamis (28/5) lalu.

30 persen atau Rp 60 miliar, menurut Masbar adalah nilai anggaran yang perlu ditambahkan untuk "menyulap" komplek Stadion Utama Kaltim yang dulunya dibangun dengan anggaran mencapai Rp 800 miliar.

"Kerusakan stadion bukan hanya terletak pada venuenya saja. Fasilitas lain seperti paving block yang merupakan badan jalan di area komplek stadion, jaringan eletrikal dan air, saluran parit dan gorong-gorong, pagar, serta pemeliharaan lain seperti pemotongan rumput dan pemangkasan pohon juga perlu dilakukan secara menyeluruh. Karena itulah perlu dilakukan pembenahan besar pada seluruh aset pemerintah provinsi ini," beber Masbar.

Kondisi komplek stadion yang memprihatinkan tak bisa ditutupi Masbar, yang sudah 8 tahun dipercaya untuk menjaga, merawat serta melakukan perubahan pada salah satu mega proyek di Bumi Etam yang diresmikan Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono, ditengah keterbatasan anggaran yang digelontorkan Pemprov Kaltim.

"Secara keseluruhan memang fungsi stadion masih bisa dimanfaatkan, tapi untuk berstandar Nasional bahkan International sudah tertinggal jauh. Itu dikarenakan di seluruh venue yang ada pada umumnya mengalami kerusakan, namun untuk struktur maupun kontruksi bangunannya masih bagus," tutur Masbar.

Hitung-hitungan Pemprov Kaltim dengan melibatkan pihak ketiga 5 tahun lalu itu diakui Masbar memang merupakan angka yang fantastis. Namun hal yang tak mustahil seharusnya bagi pemerintah pusat untuk membantu menyetujui angka tersebut karena Kaltim merupakan provinsi dengan julukan sebagai penyumbang devisa terbesar pada negara yang mencapai Rp 600 Triliun per tahunnya.

"Namun kenyataannya kami hanya dapat menanti meskipun setiap tahun kami berjuang mengusulkan, tapi yang kami dapat hanya anggaran kecil sebagai modal pemeliharaan yang juga tidak bisa maksimal,," keluh Masbar. Oleh karena itulah dibalik wacana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, Masbar berharap dapat menjadi pintu masuk serta jalan untuk meloloskan angka fantastis guna membenahi Stadion Utama Kaltim secara menyeluruh.

"Karena jika hanya pemprov yang menghandle maka butuh anggaran yang sangat besar untuk dipikirkan guna memperbaiki seluruh fasilitas di stadion ini," ujar Masbar. Dibalik kebutuhan anggaran itu, Masbar melihat adanya kekurang pedulian pelaku olahraga pada fasilitas megah yang dibangun sebagai pusat berbagai macam pelaksanaan event olahraga. "Banyak yang enggan beraktifitas di sini.

Sehingga menjadi dilematis. Harusnya setiap event yang di selenggarakan di Kaltim difokuskan di sini, jadi tujuan pembangunannya sesuai dengan manfaatnya dan ada pemasukan bagi daerah yang dapat digunakan sebagai modal pemeliharaan tambahan pada venue maupun area lain komplek stadion," jelas Masbar.

Dengan anggaran serba terbatas yang hanya mencapai Rp 1 miliar bahkan kurang setiap tahunnya, pengelola stadion saat ini hanya mampu melakukan pemeliharaan seadanya. Ditambah dengan minimnya tenaga kebersihan yang hanya berjumlah 12 orang dengan cakupan area kerja mencapai puluhan hektare.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X