New normal akan melahirkan tren baru pada sektor industri. Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan bahwa industri makanan dan minuman (mamin) akan menjadi primadona. ’’Orang-orang masih butuh makan. Jadi, sektor tersebut pasti akan dicari,’’ jelasnya. Selain itu, e-commerce akan berkembang pesat.
Adik menuturkan, industri lain yang akan tumbuh adalah TI dan alat kesehatan. Sebab, gaya hidup masyarakat berubah. ’’Orang-orang sudah terbiasa work from home. Jadi, kebutuhan internet ataupun komputer akan tinggi,’’ ucapnya.
Ketua Hipmi Surabaya M. Luthfy menyatakan bahwa skenario new normal berlaku untuk semua sektor industri. ’’Yang jelas, masa transisi new normal bisa melatih masyarakat untuk beradaptasi dengan model bisnis baru atau tatanan sosial yang baru,’’ ungkapnya.
Senada dengan Adik, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memprediksi masyarakat semakin mengandalkan aplikasi dalam jaringan (daring) untuk bertransaksi. Mulai berbelanja sampai berkomunikasi dan bekerja. Demand pada sektor telekomunikasi dan e-commerce sudah pasti akan meningkat. ”Telekomunikasi akan bagus. Perdagangan juga meningkat,’’ ujarnya.
Terpisah, pengamat ekonomi Josua Pardede mengungkapkan bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan daya saing di tengah persebaran virus SARS-CoV-2 terbuka. Sejumlah industri bisa mencuri peran dalam rantai pasok global seiring menurunnya pamor Tiongkok sebagai supplier utama bahan baku. ”Industri manufaktur domestik bisa bangkit dan berkompetisi di pasar internasional untuk mengambil porsi Tiongkok,” katanya. (car/agf/c20/hep)