SAMARINDA–Libur selama perayaan Idulfitri tahun ini jauh berbeda. Objek wisata yang kerap dipenuhi masyarakat, tak ada yang buka. Wabah Covid-19 yang melanda membuat sektor pariwisata mati suri.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani mengatakan, sektor pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak. Semakin jelas terlihat saat masa libur perayaan hari raya. "Ya sangat signifikan, karena ditutup selama ini (tidak beroperasi). Tapi kami juga tak bisa berbuat banyak. Itu (penutupan) kan menyangkut kesehatan dan nyawa manusia," ujarnya.
Namun, setelah tiga bulan berlakunya masa darurat, angin segar berembus. Beberapa tempat wisata di Kota Tepian akan kembali normal. Terlebih, rekomendasi fase relaksasi dari Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda Nomor 443/2197/100.02 telah dilayangkan ke Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Samarinda. Kendati telah rekomendasi, pariwisata tetap masih harus kembali bersabar. Ayu menyebut, para penggiat wisata harus menunggu edaran tersebut benar-benar terbit. "Mungkin beberapa hari ke depan pak wali kota (Syaharie Jaang) akan mengeluarkan edaran itu,” tambahnya. Namun, tetap harus mengikuti rekomendasi yang mengutamakan protokol kesehatan.
Ayu menyebut, upaya protokol kesehatan telah dipersiapkan para pemilik destinasi wisata jauh hari sebelumnya. Beberapa pengelola objek wisata telah merancang upaya pencegahan pandemi virus. Mulai pemakaian masker hingga pembatasan jumlah pengunjung. "Nanti jika dibuka, mereka (pengelola tempat wisata) akan mengikuti pasti, mereka sudah menunggu selama ini untuk kembali beroperasi," jelasnya.
Demi mendongkrak industri pariwisata selama masa pandemi, Dispar Samarinda akan turut mempromosikan objek-objek wisata di Kota Tepian. Namun, tidak dalam skala besar, seperti menggelar event. Hal itu tentunya akan bertentangan dengan protokol kesehatan. "Promosi tentu akan kami bantu, tapi kalau event besar tentu belum bisa, karena akan mengundang orang banyak," pungkasnya. (*/dad/dra/k8)