HINGGA Jumat (22/5), 271 orang di Kaltim dinyatakan positif terjangkit virus corona atau Covid-19. Dua kabupaten, yakni Kutai Timur (Kutim) dan Kutai Kartanegara (Kukar), menjadi daerah yang paling banyak merawat pasien positif. Saat ini, penambahan kasus Covid-19 kebanyakan merupakan kasus transmisi lokal. Dijelaskan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Andi M Ishak, penambahan 5 kasus kemarin berasal dari Kutai Barat (Kubar) dengan satu kasus.
Yang bersangkutan adalah pasien dengan kode KBR 20. Laki-laki 18 tahun yang merupakan kategori orang tanpa gejala (OTG). Lalu, dari Kukar satu kasus dengan kode KKR 45. "Lalu, Kutai Timur 3 kasus," lanjut Andi. Tiga kasus itu adalah pasien KTM 36, KTM 37, dan KTM 38. Disebut Andi, kemungkinan mereka adalah satu keluarga. Namun, pihaknya belum mendapat info lebih lanjut. Selain yang positif, yang sembuh juga ada lima orang. Sehingga, total jumlah pasien sembuh hingga Jumat (22/5) mencapai 101 orang. Lima kasus sembuh kemarin berasal dari Kutai Kartanegara semuanya.
"Lima kasus sembuh adalah KKR 16 laki-laki 58 tahun, KKR 18 laki-laki 47 tahun, KKR 21 laki-laki 50 tahun, KKR 24 wanita 32 tahun, dan KKR 38 laki-laki 48 tahun," papar Andi. Mereka semua termasuk dalam kelompok Covid-19 dari Klaster Gowa. Sementara itu, tiga laboratorium Covid-19 di Kaltim telah dioperasikan. Pertama, laboratorium tes cepat molekuler (TCM) di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan yang sudah beroperasi sejak 13 Mei 2020. Lalu, laboratorium PCR di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda dan RS Pertamina Balikpapan yang sudah melakukan pemeriksaan sejak 19 Mei 2020.
Hingga 21 Mei 2020, tiga laboratorium ini sudah memeriksa 33 spesimen di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo, 75 spesimen di RSUD AWS, dan 38 spesimen di RS Pertamina. Dari angka tersebut, 13 spesimen dinyatakan positif. Andi juga mengingatkan bahwa transmisi lokal sudah banyak terjadi di Kaltim. Selain itu, banyak kasus orang tanpa gejala (OTG). Hingga kemarin, ada 55 orang yang digolongkan OTG. Mereka biasanya memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif, tetapi tak memiliki keluhan klinis. Seperti yang terjadi pada penambahan kasus positif.
Mereka yang berstatus OTG ini banyak yang tak menyadari jika terinfeksi corona. Maka dari itu, menjaga jarak menjadi jalan yang paling pas. Apalagi, Lebaran nanti, masyarakat sudah diimbau untuk salat Id dan merayakan Lebaran dari rumah saja. Sebab, tak semua tamu bisa bebas dari Covid-19. Meskipun itu orang terdekat. Bersalaman dan menyentuh benda yang sama akan meningkatkan risiko tertular Covid-19.
Meski begitu, disebut Andi pemerintah pusat tengah merancang kebiasaan baru. Sehingga, masyarakat akan hidup berdampingan dengan Covid-19. Ekonomi akan terus berjalan. Hanya saja, ada protokol kesehatan yang harus dilakukan. "Hal itu yang harus dibiasakan. Menjaga imunitas dan kebersihan," ucapnya. Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Nathaniel Tandirogang mengatakan, masyarakat mesti tetap waspada. "Masyarakat tidak boleh lengah untuk menjaga dirinya terhindar dari penularan Covid-19," kata Nathaniel.
Protokol kesehatan tak boleh diabaikan. Misalnya sering mencuci tangan dan tak menyentuh area wajah. Serta, menjaga jarak dengan orang lain. Juga menjaga imunitas misalnya dengan meminum aneka ramuan herbal seperti jamu untuk menjaga stamina dan imunitas tubuh.
Meskipun Lebaran dan aneka hidangan lezat tersedia, mengonsumsi makanan sehat tetap utama. Jangan lupa selalu berolahraga. (nyc/riz/k8)
