Waspadai Siklon Mangga saat Lebaran

- Minggu, 24 Mei 2020 | 10:21 WIB
Banjir di Jalan DI Panjaitan yang terus terjadi. (RAMA)
Banjir di Jalan DI Panjaitan yang terus terjadi. (RAMA)

SAMARINDA – Jelang Lebaran, sebagian wilayah di Kaltim diguyur hujan. Kota Tepian pun kembali tergenang. Jumat (22/5), hujan mengguyur sejak pukul 03.00 hingga 10.00 Wita. Masyarakat pun tetap diminta waspada, pasalnya siklon tropis Mangga telah terbentuk di Samudera Hindia sebelah barat daya Bengkulu. Akibatnya, terjadi pertumbuhan awan hujan di beberapa bagian di Indonesia. Salah satunya Kaltim.

Dijelaskan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda Riza Arian Noor, prediksi awal musim kemarau paling cepat itu akhir Juni. Itupun di wilayah Kaltim bagian utara. Termasuk Samarinda.

"Artinya kita harus tetap waspada, karena memang karakteristik pola cuaca pada masa transisi itu seperti ini. Kadang panas, lalu kadang hujan tiba-tiba. Dan curah hujan relatif lebih tinggi daripada biasanya," kata Riza.

Lebaran nanti diperkirakan curah hujan juga masih tinggi. Apalagi ini ada siklon tropis Mangga. Dijelaskan Riza, walaupun itu jauh di sebelah barat Indonesia tapi dampak tidak langsungnya juga sedikit mempengaruhi pola angin yang ada di Kaltim. Sehingga pertumbuhan awan-awan konvektif banyak di wilayah Kaltim.

"Imbauannya untuk wilayah Kaltim dan sekitarnya tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang tentunya berpotensi menimbulkan genangan bahkan banjir di wilayah Samarinda," jelas Riza.

Maka dari itu, Riza mengungkapkan kondisi ini membuat langkah paling pas adalah di rumah saja. Hujan yang mengguyur selama tujuh jam itu membuat Samarinda Utara menjadi wilayah yang paling terdampak.

Dari pengamatan Kaltim Post kemarin, di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, ketinggiannya banjir beragam. Mulai sebetis hingga seperut orang dewasa. Ruas jalan hingga rumah warga terendam.

Sri (43) warga Jalan Purwodadi, Kelurahan Lempake, mengatakan bahwa banjir merupakan bukan hal asing bagi masyarakat sekitar. Setiap hujan mengguyur sediktnya tiga jam lamanya, wilayah tersebut akan tergenang. "Memang sering, jadi yah begini saja terus," ucapnya.

Namun, meski kerap dilanda musibah banjir ibu dua anak itu tetap meminta perhatian dari pemerintah. Pasalnya, warga sekitar dihantui rasa takut setiap hujan datang. Terlebih saat ini menjelang hari raya Idulfitri 1441 Hijriah. Perabotan yang telah dipersiapkan pun basah, terendam air bah.

"Rumah sudah diberi penghalang (tunggul kecil) di pintu juga bisa masuk," keluhnya. "Yah pemerintah tolong juga kami, diatur lah bagaimana biar tidak banjir. Sudah ada corona, banjir lagi," sambungnya.

Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Ifran menerangkan, setidaknya ada 19 ruas jalan yang tergenang. Samarinda Utara menjadi wilayah yang paling parah dalam urusan banjir. Bahkan kendaraan tak bisa melintas akibat genangan yang tinggi. "Yang parah di wilayah Gunung Tabur, Samarinda Utara. Untuk daerah lain yang juga tergenang saat ini (kemarin) sudah berangsur surut, seperti di daerah Mugirejo, Lempake kini sudah mulai surut," kata Ifran. 

Curah hujan tinggi yang terjadi dalam kurun waktu tujuh jam lamanya disebut sebagai faktor penyebab banjir. Terlebih sehari sebelumnya Kota Tepian juga dilanda hujan. Namun, Ifran menyebutkan bahwa genangan yang terjadi tak akan berlangsung lama. Terlebih kondisi perairan Sungai Mahakam masih terbilang surut. Terlebih debit air di Bendungan Benanga yang masih terbilang normal. "Karena pasang surut air masih stabil sore ini (kemarin), proses penurunannya cepat," jelasnya.

"Yang dikhawatirkan jika malam (tadi malam) hujan kembali, karena malam pasang surut air diperkirakan lumayan tinggi," sambungnya menduga. Disinggung penyebab banjir lainnya, Ifran menerangkan hal itu karena sistem drainase Kota Tepian yang buruk. Selain itu daerah tangkapan air yang kini telah banyak beralih fungsi.

"Walau Sungai Karang Mumus sudah dikeruk juga belum berpengaruh signifikan. Hutan-hutan penyangga di sekeliling kota yang habis berubah menjadi tambang, dan ini lah salah satu pemicunya," pungkasnya. (*/dad/nyc/dwi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X