Waspada..!! Cuaca Buruk Hingga 22 Mei 2020

- Jumat, 22 Mei 2020 | 14:07 WIB
Beberapa hari hujan terus mengguyur Samarinda.    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini prakiraan cuaca terkait hujan lebat disertai petir dan angin kencang hingga Jumat (22/5) mendatang.
Beberapa hari hujan terus mengguyur Samarinda. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini prakiraan cuaca terkait hujan lebat disertai petir dan angin kencang hingga Jumat (22/5) mendatang.

JAKARTA– Setelah sebelumnya hujan deras dan angin kencang mengamuk di Lampung, Sumatera Selatan, Sumba Timur dan beberapa wilayah Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini prakiraan cuaca terkait hujan lebat disertai petir dan angin kencang hingga Jumat (22/5) mendatang.

Beberapa wilayah yang berpotensi mengalami cuaca buruk adalah mulai dari Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa wilayah Lampung diharapkan dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri terkait prakiraan cuaca buruk tersebut, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Sampai kamis (21/5) Propinsi Lampung diprediksi masih berpotensi terjadi hujan lebat, disertai angin kencang, kilat petir,” kata Dwikorita Rabu (20/5) malam. Dalam beberapa video yang beredar pemandangan menakutkan awan hujan yang membentang panjang di langit terlihat dari beberapa kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung.

Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengungkapkan, kejadian angin puting beliung yang bertiup kuat dengan kecepatan tinggi namun dalam periode yang singkat. “Kondisi seperti ini bisa terjadi ketika ada awan-awan Cumulonimbus (Cb),” jelas Fahri kemarin (21/5)

Fachri menyebut, udara bergerak dari daerah tekanan udara tinggi ke daerah tekanan udara rendah. Semakin tinggi perbedaan tekanan udaranya, maka angin yang bertiup akan makin kencang. ”Awan Cb terbentuk karena adanya pertemuan angin, penjalaran panas (konveksi) dan juga karena adanya daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah selatan Lampung,” pungkasnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulang Bawang melaporkan sedikitnya 2 orang warga meninggal dunia, 5 luka berat dan 1 lainnya luka ringan akibat bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, sejak Rabu (20/5).

Kapusdatinkom BNPB Raditya Jati mengungkapkan, berdasarkan hasil perkembangan laporan di lapangan hingga pukul 21.45 WIB, bencana hidrometeorologis ini mengakibatkan sebanyak 66 rumah rusak berat (RB), 179 unit rumah rusak ringan dan seekor ternak sapi mati.

Angin puting beliung berdampak di tiga desa masing-masing Desa Tri Mulya Jaya, Desa Tri Tunggal Jaya dan Desa Dwi Warga Tunggal Jaya di Kecamatan Banjar Agung (II). Kemudian Desa Purwa Jaya di Kecamatan Banjar Margo. ”Hingga saat ini tim gabungan terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membantu proses evakuasi serta pembersihan puing,” jelas Raditya.

Selain Sumatera, Ada pula Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Gorontalo juga diharapkan bersiap menghadapi potensi cuaca buruk yang dapat terjadi di wilayah tersebut.

Selanjutnya cuaca buruk juga berpotensi terjadi di wilayah Indonesia Tengah dan Timur, seperti Gorontalo, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa bencana hidrometeorologi telah terjadi bertubi-tubi di sejumlah wilayah di Indonesia sejak Selasa (19/5) dini hari.

Raditya Jati mengungkapkan, bencana alam tersebut terjadi akibat pengaruh anomali cuaca dan peralihan pergantian musim atau pancaroba. Adapun rentetan bencana tersebut antara lain terjadinya abrasi pantai yang terjadi di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh pada Selasa (19/5), dengan sedikitnya 26 KK/82 jiwa terdampak dan sebanyak 21 rumah terdampak.

Kemudian banjir bandang menerjang empat kelurahan di tiga kecamatan di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan pada Rabu (20/5) pukul 08.15 WIB. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Lubuk Linggau, tingi muka air pada saat kejadian mencapai 1,5 meter dan saat ini sudah berangsur-angsur surut.

Selanjutnya banjir juga merendam sedikitnya 1.042 unit rumah, 4 sarana pendidikan, 2 unit rumah ibadah, 1 sarana kesehatan, 3 unit perkantoran dan 175 hektar sawah di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Selasa (19/5) pukul 01.00 WITA. ”Pada laporan yang diterima hingga Rabu (20/5) pukul 14.00 WIB, banjir bertahan dengan tinggi muka air kurang lebih 60 sentimeter,” katanya.

Banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kecamatan Pahunga Lodu pada Rabu (20/5) pukul 02.00 WITA. Banjir tersebut menyebabkan 2 unit rumah hanyut terbawa arus banjir, 44 unit rumah lainnya tergenang dan memaksa 230 jiwa mengungsi di Balai Desa Kaliuda.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kaji Umrah Backpacker, Menag Terbang ke Saudi

Jumat, 22 Maret 2024 | 20:22 WIB
X