BPOM Siapkan Laboratorium untuk Tes Covid-19

- Kamis, 21 Mei 2020 | 15:15 WIB

JAKARTA–Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mempersiapkan laboratoriumnya untuk membantu uji sampel melalui tes Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Di sisi lain, di dalam negeri penelitian alat untuk rapid test juga terus digenjot.

 BPOM melalui Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) dan 21 Balai Besar atau Balai POM yang memiliki alat RT-PCR disiagakan untuk membantu percepatan pengujian Covid-19 di daerah. “Dengan mengerahkan segala sumber daya di pusat dan daerah, kami berupaya semaksimal mungkin membantu percepatan penanganan Covid-19, termasuk penyediaan laboratorium pengujian spesimen,” ungkap Kepala BPOM Penny K Lukito. BPOM siap mendukung pengujian spesimen Covid-19 dengan peminjaman instrumen RT-PCR, sumber daya manusia (SDM) penguji, maupun pengujian hasil ekstraksi spesimen bila terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan di daerah.

Penny memaparkan, lima laboratorium BPOM siap mendukung percepatan pengujian spesimen Covid-19. “Kapasitas pengujian spesimen Covid-19 sebanyak 300 sampel per hari oleh PPPOMN, 200 sampel per hari oleh Balai POM di Gorontalo, 150 sampel per hari oleh Balai Besar POM di Makassar, 90 sampel per hari oleh Balai Besar POM di Jayapura, dan 180 sampel per hari oleh Balai POM di Ambon,” ujarnya.

                Hingga Senin (18/5), empat laboratorium Badan POM telah operasional melakukan pengujian Covid-19. Laboratorium PPPOMN menguji 868 spesimen dari RS Darurat Wisma Atlet dan Asrama Haji. Balai POM di Gorontalo menguji 730 spesimen atas kerja sama dengan Pemprov Gorontalo. Selain itu, laboratorium Balai Besar POM di Jayapura dan Balai POM di Ambon, masing-masing telah menguji 41 dan 153 sampel ekstraksi RNA spesimen Covid-19. “Selain itu, laboratorium PCR milik Balai Besar POM di Makassar telah siap operasional untuk melakukan pengujian spesimen Covid-19, dan saat ini sedang menunggu koordinasi penerimaan spesimen yang akan diuji,” ungkap Penny.

                BPOM melakukan merenovasi dan meng-upgrade laboratoriumnya menjadi Laboratorium 3 PPPOMN yang memenuhi kriteria dan fasilitas Biosafety Level 2 (BSL-2) plus, yang sesuai untuk pengujian sampel Covid-19. Penny menjelaskan, selain untuk pengujian sampel Covid-19, laboratorium 3 PPPOMN akan dimanfaatkan untuk pengujian produk berisiko tinggi, seperti obat dan produk biologi yang memerlukan fasilitas khusus, termasuk pengujian dalam rangka bioterorisme. 

 Di sisi lain, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/BRIN memastikan Indonesia bakal segera memiliki rapid test buatan lokal, hasil kerja sama dari Universitas Mataram, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Airlangga. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kelapa BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 10 ribu unit rapid test dari riset ketiga universitas tersebut yang digunakan di Jawa Tengah. “Dipakai sekaligus divalidasi,” ujarnya.

Akhir bulan ini, rencananya produksinya ditambah hingga 40 ribu. Selanjutnya, setelah uji validasi rampung, para peneliti akan mengajukan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jika sudah lolos, segera diproduksi secara massal oleh PT Hematika Jogja.

Dia menegaskan, kebutuhan rapid test akan sangat krusial dalam memasuki new normal. Sebab, pengecekan pasien positif Covid-19 tidak cukup hanya mengandalkan suhu. Sementara, masyarakat sudah banyak berkegiatan.

Selain itu, mengenai plasma konvalesen, kini sudah memiliki protokol dan mendapat propelled ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Nasional. Jadi, sudah dapat dikembangkan dan digunakan di beberapa rumah sakit. “Uji ini bisa jadi harapan orang dengan Covid-19 untuk sembuh,” ungkapnya. (lyn/mia/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X