Wacana PT Liga Indonesia Baru (LIB) memangkas subsidi untuk klub Liga 1 kemungkinan takkan terlaksana. Sebab, surat operator kompetisi liga nomor 187/LIB-COR/V/2020 terkait usulan pemangkasan subsidi Rp 520 juta menjadi Rp 320 juta ditolak PSSI.
“KAMI menyambut positif upaya federasi memerhatikan nasib klub Liga 1 dalam situasi sulit ini,” tutur CEO Persela Yuhronur Efendi kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (20/5). Sebelumnya disepakati, 16 klub termasuk Persela, mendapatkan subsidi Rp 5,2 miliar yang dibagi menjadi beberapa termin. Sedangkan Persipura dan Persiraja mendapatkan subsidi Rp 5,7 miliar.
Yuhronur menyatakan, uang subsidi sangat dibutuhkan klub untuk membayar biaya operasional klub. Terutama membayar gaji pelatih, pemain, dan ofisial sebesar 25 persen selama penundaan kompetisi ini.
“Memang seharusnya seperti itu (tidak ada pemangkasan), terutama untuk membayarkan yang 25 persen itu,” kata pria yang juga sekretaris kabupaten Lamongan tersebut.
Manajemen Persela tak memiliki pemasukan dari penjualan tiket maupun sponsor. “Tentu situasi seperti ini tidak hanya dirasakan oleh Persela, tapi seluruh tim juga terimbas. Yang kami harapkan ada kebijakan baik dari federasi dan operator liga untuk memperhatikan nasib klub,” harap Yuhronur.
Dia memastikan uang subsidi belum diberikan ke klub hingga tadi malam. “Kita tunggu saja. Semoga saja bisa segera cair,” tukasnya.
Selama penundaan kompetisi ini, seluruh penggawa Persela dirumahkan. Seluruhnya melakukan individual training. Sedangkan pelatih Nil Maizar, asisten pelatih Fabio de Oliveira, dan asisten pelatih kiper Erick Ibrahim pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Seperti diberitakan, kepastian bergulirnya Liga 1 baru diketahui setelah 29 Mei mendatang. Dalam surat keputusan PSSI, kompetisi dijadwalkan bergulir kembali Juli mendatang bila masa darurat Covid-19 sudah dicabut. Jika diperpanjang, maka kompetisi tahun ini bakal dihentikan.
“Kita masih menunggu keputusan resmi terkait kelanjutan kompetisi,” ujar Yuhronur. (ind/yan/jpg/ndy/k8)