Merawat Ikan Predator Tak Sembarangan, Penjualan Sementara Sistem Lelang

- Rabu, 20 Mei 2020 | 13:39 WIB
BISA HASILKAN DUIT: Muhammad Fadli di depan akuarium di kediamannya sedang merawat ikan-ikan peliharaannya yang bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan. IST
BISA HASILKAN DUIT: Muhammad Fadli di depan akuarium di kediamannya sedang merawat ikan-ikan peliharaannya yang bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan. IST

Situasi di tengah pandemi membuat aktivitas sebagian orang agak berubah. Terlebih menetap di rumah demi physical distancing. Namun, #DiRumahAja bukan berarti minim aktivitas. Muhammad Fadli membagikan kisahnya menggeluti hobi memelihara ikan predator. Meski dikenal buas, nyatanya ada keasyikan yang ditemukan.

 

SEJAK kecil, Fadli memang menaruh ketertarikan dengan ikan predator. Samarinda Predator Fish Community, yang dipimpinnya baru berdiri sejak Maret lalu. Sebelumnya, memang sudah ada komunitas serupa. Namun, cakupannya terlalu luas, sehingga berinisiatif membentuk komunitas lokalan saja.

Ikan pemakan daging tersebut sangat menarik minatnya. Ikan yang kini tengah dipelihara Fadli beragam. Mulai yang habitatnya berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan, seperti peacock bass hingga asli Indonesia seperti belida. Khusus peacock bass, sudah diternak secara umum di Indonesia. Ikan lainnya ada arwana dan datz, yang sekarang paling digemari dan booming. Biasa disebut tiger fish, karena motifnya seperti harimau.

“Di Samarinda masih lebih banyak yang hobi memelihara dibanding penjual ikannya. Jadi, penjualnya justru banyak di Balikpapan dan Banjarmasin. Kalau saya lebih sering pesan ikannya dari Banjarmasin,” jelas Fadli.

Bicara soal harga, tentu variatif. Tergantung jenis ikan. Mulai yang standar, ikan predator bisa dibanderol dari harga Rp 100 ribu. Contohnya anakan catfish, ukurannya lebih kecil sekitar di bawah 10 cm. Jika jenisnya memang langka, bisa menyentuh puluhan juta rupiah. Contohnya ikan channa barca, yang habitatnya di India, bisa mencapai Rp 25 juta. Ikan berukuran paling besar milik Fadli, saat ini sebesar 22 cm seharga Rp 1,5 juta, Termasuk jenis arwana.

Komunitasnya memberlakukan lelang. Terbuka untuk umum. Belum lama ini diadakan untuk yang pertama kalinya di Facebook. Sebab, belum memungkinkan jika dilakukan di Instagram, karena peminatnya masih sedikit. Harga yang ditaruh biasanya beragam, jelas dipilih paling tinggi.

Merawat ikan predator tak bisa sembarangan. Makanan yang dikonsumsi ikan harus diperhatikan. Terkenal karena memakan daging, para pemelihara wajib memberi ikan hidup yang ukurannya kecil seperti anakan lele, nila, mas, bahkan udang. Jika memelihara anakan, wajib diberi makan 2-3 kali sehari. Sedangkan yang dewasa, cukup sekali dalam sehari. Perihal mengganti air di akuarium pun minimal sekali dalam seminggu. Kemudian, jumlah air yang diganti cukup 30 persen. Tidak dianjurkan untuk mengganti seluruh air karena ikan bisa kaget saat menerima kondisi baru. Airnya juga harus diendapkan dalam drum atau wadah selama 1-2 hari. Jika langsung menggunakan air seperti biasa, kandungan kaporitnya masih ada. Air berkaporit bisa membahayakan si ikan.

“Selain dikuras, akuarium juga bisa digosok permukaan kacanya. Biasa ada kotoran menempel. Lalu ada filtrasi untuk air. Fungsinya untuk membersihkan dari kotoran. Itu perlu diperhatikan,” imbuh Fadli.

Jika tertarik memelihara ikan predator, tak perlu pusing memikirkan hiasan di akuarium. Beda jika memelihara ikan lainnya. Keadaan akuarium yang polos pun tak masalah karena pemelihara lebih mementingkan tampilan si ikan. Menggabungkan ikan predator berbeda jenis di satu akuarium diperbolehkan. Asalkan ukurannya sama. Kalau ada ikan berukuran lebih kecil, ada kemungkinan dimakan. Sebab, ukuran mulutnya masih cukup untuk menelan. Pastikan akuarium memberi tempat yang cukup agar ikan leluasa berenang.

Pria yang juga saksofonis itu kini memang banyak menghabiskan waktu dengan ikan-ikan predator yang dipeliharanya. Pasalnya, job manggung yang biasa menghampiri harus tertunda. Meskipun sebelum pandemi hadir, dia mulai suka dengan aktivitas tersebut. Hingga saat ini, Fadli justru lebih menekuni. Dia sembari menjual koleksi ikan miliknya yang sudah dewasa. Mulai ratusan ribu keuntungan yang didapat, berkisar 50-100 persen. Dua kali lipat dari harga yang ditentukan. (*/ysm/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X