Terkurung di Kamar, Tiap Pagi Dicek Suhu Tubuh

- Senin, 18 Mei 2020 | 10:41 WIB
MAKIN BEDA: Intan Eka Puspa Sari saat berada di Taman Kolomenskoe, Moskow, Februari lalu. Kini dia hanya bisa menghabiskan waktu di kamar asrama setelah kebijakan lockdown berlaku di Moskow. DOKUMEN PRIBADI
MAKIN BEDA: Intan Eka Puspa Sari saat berada di Taman Kolomenskoe, Moskow, Februari lalu. Kini dia hanya bisa menghabiskan waktu di kamar asrama setelah kebijakan lockdown berlaku di Moskow. DOKUMEN PRIBADI

Ramadan di negeri orang selalu menyisakan cerita. Apalagi dalam situasi pandemi seperti saat ini. Kaltim Post akan membagi cerita para mahasiswa dari Bumi Etam selama berpuasa di tanah rantau. Dimulai dengan pengalaman Intan Eka Puspa Sari, dara asal Bontang yang menempuh pendidikan di Russian University of Transport, Rusia.

=========================

Sudah dua pekan saya di kamar saja. Di ruangan sekitar 6x8 meter. Dilengkapi dua kamar, satu WC, dan satu kamar mandi. Dihuni lima orang.

Keadaan yang benar-benar tidak terbayangkan sebelumnya. Ketika Covid-19 mulai menyebar, saya merasa biasa saja. Waktu kuliah diliburkan, saya masih berpikir positif. Tapi semenjak asrama ditutup karena ada mahasiswa yang positif corona, saya tidak tenang. Pikiran ke mana-mana. Kami harus di kamar selama dua pekan.

Sekarang di setiap lantai ada penjaganya. Mereka memakai seragam, tidak tahu asalnya dari mana. Kami tidak boleh keluar kamar, kecuali mengambil makanan pembagian dan buang sampah setiap pukul 20.00-20.30.

Kesempatan itu jadi ajang refreshing buat saya bisa keluar kamar meskipun hanya di koridor. Keadaannya tidak menyenangkan, bukan karena teman-teman yang tidak asyik, tapi karena kami mulai jenuh hanya di dalam kamar.

Bayangkan, di ruangan itu, selama 24 jam tidak ketemu orang lain. Sebagai hiburan, saya menelepon keluarga di rumah. Cerita tentang puasa di Indonesia. Sebenarnya ada sedikit rasa iri, sedikit rasa pengin balik ke Indonesia, tapi karena merasa tidak aman untuk orang-orang rumah mendingan saya di sini saja. Ibu juga bilang seperti itu waktu saya komunikasi pada Februari lalu. Dia khawatir saya malah tertular di jalan.

Setiap pagi, kamar kami diketuk. Untuk mengecek suhu tubuh kami. Kami sebut itu gedoran cinta. Petugas akan menggedor pintu sampai semuanya bangun. Pintu kami juga digedor seperti itu kalau ada pembagian makanan. Rasanya sudah seperti tahanan.

Sebenarnya, untuk pengukuran suhu itu sudah dilakukan sebelum kami diisolasi. Dari awal kampus diliburkan kami sudah rutin cek suhu tubuh. Mulai dari dokter dan perawat yang memakai baju dinas biasa. Sampai sekarang mereka ngecek kami pakai APD.  Saya ngerasa seperti virus. Ha ha ha. Tetapi tidak apa, asrama saya sudah zona merah.

Kalau makanan pembagian jangan ditanya gimana rasanya. Hambar Ha ha ha. Banyak mahasiswa asing yang protes. Apalagi di asrama ini banyak muslim yang menjalankan puasa. Jadi ingin makanan halal. Dekan kampus sampai meyakinkan lewat grup WhatsApp kalau makanan yang dikasih itu halal. Dan mereka tahu kalau kami tidak boleh makan babi.

Persoalan makanan tidak selesai sampai halal dan haram saja. Ada saja tuntutan mahasiswa. Ini mungkin karena kami tidak boleh keluar. Belum lagi kami tidak boleh mengunakan dapur. Dapur ditutup. Dapur cuma ada satu di setiap lantai. Jadi kalau mau masak, ya, kami ke dapur buat nyiapin makanan buka puasa.

Tapi, Ramadan kali ini kami tidak bisa menggunakan dapur. Walhasil kami buka dan sahur dengan makanan pembagian dari asrama, yang pernah membuat saya tiba-tiba bolak-balik WC karena salah makan.

Saya memang sedikit susah terkait makanan. Karena terkadang laukmya ikan. Sedangkan saya tidak bisa makan ikan. Alhamdulillah saya sudah stok sosis. Kami juga menyimpan risoles dan sosis Solo di pendingin, lalu digoreng saat buka puasa.

Satu yang saya syukuri, kami masih bisa buka puasa bareng. Meski cuma berlima, terpenting tidak sendirian. Masih tetap ada rasa kekeluargaannya. Puasa di sini lebih lama. Sahur pukul 01.30 dan buka puasa pukul 20.30. Meski muslim di Rusia minoritas, penduduknya tetap menghargai kami yang berpuasa.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X