Cegah Covid-19, Mengenal Rapid dan Swab Test

- Minggu, 17 Mei 2020 | 17:48 WIB
RAPID TEST: Salah satu metode untuk deteksi covid-19, dilakukan dengan pengambilan darah yang nantinya akan diperiksa pada reagensia. (PAKSI SANDANG/KP)
RAPID TEST: Salah satu metode untuk deteksi covid-19, dilakukan dengan pengambilan darah yang nantinya akan diperiksa pada reagensia. (PAKSI SANDANG/KP)

Pasien positif covid-19 meningkat setiap hari. Sebagai salah satu bentuk antisipasi pencegahan, dilakukan beberapa tes. Secara umum terbagi menjadi rapid dan swab test. Sebagai langkah pencegahan penyebaran, masyarakat juga diminta tes secara mandiri. Berikut Kaltim Post paparkan mengenai kedua jenis tes tersebut.

 

SPESIALIS Patologi Klinik RSUD Abdul Wahab Sjahranie Lily Pertiwi Kalalo menjelaskan perbedaan kedua tes tersebut. "Rapid antibody test dilakukan dengan pengambilan darah, walaupun diperiksa tidak menggunakan alat khusus, tapi langsung diperiksa pada reagensia yang ada dalam bentuk cassette, yang akan muncul dua garis bila positif," ucapnya.

Jika menggunakan metode swab, petugas kesehatan akan mengambil sampel air liur, menyeka bagian belakang tenggorokan. "Dengan cara mengambil sampel cairan dari saluran pernapasan bawah atau sampel tinja untuk proses tersebut," tambahnya.

Setelah itu, dilakukan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction). Mendeteksi bahan genetik spesifik di dalam virus. Bahan genetik tergantung dari jenis PCR yang ada. "Dideteksi virusnya (urutan gennya virus) sedangkan untuk rapid antibody test, dideteksi antibodi dalam darah orang yang terinfeksi tubuhnya akan membentuk antibodi terhadap virus yang menginfeksi," terangnya.

Perbedaan mendasar dari keduanya yakni PCR mendeteksi antigen virus sedangkan rapid antibody test mendeteksi antibodi spesifik, yang terbentuk akibat terpapar virus. Biasanya test PCR bisa langsung diperiksa. "Karena jika terinfeksi maka virus sudah ada dalam tenggorokan. Untuk rapid test dapat diperiksa 7-10 hari setelah kontak, karena antibodi akan muncul 7-10 hari setelah kontak," jelasnya.

Dia menegaskan, jika tidak mengetahui kapan kontak dan ada resiko kontak, tidak bisa dikatakan kapan waktu paling pas untuk melakukan test. "Idealnya untuk skrining sesering mungkin," tegasnya. Tidak ada efek samping dari kedua test. "Bisa saja ada efek saat pengambilan spesimen, seperti merasa tidak nyaman," bebernya.

AKURASI DAN BIAYA

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan uji tes covid-19, selain akurasi adalah biaya yang dikeluarkan. Humas Rumah Sakit Dirgahayu Lucia Ristuti menjelaskan terdapat empat paket skrining. Salah satu paket yang paling diminati ialah paket A untuk pasien yang ingin mendapatkan pemeriksaan rapid tes, dengan harga Rp 450 ribu.

"Paket ini paling banyak dipilih, apalagi oleh karyawan yang baru datang dari lokasi kerja dan warga yang berencana melakukan perjalanan ke luar kota, saat ini diwajibkan melampirkan surat keterangan berbadan sehat dengan hasil rapid test non reaktif," ujarnya. Lalu paket B, pasien akan memperoleh pelayanan pemeriksaan rapid test serta uji laboratorium darah lengkap. "Tarif untuk paket B adalah Rp 520 ribu," jelasnya.

Lalu paket C, pasien akan memperoleh pemeriksaan rapid test, uji lab darah lengkap serta rontgen thorax yang dipatok seharga Rp 700 ribu. Paket terakhir adalah Paket D jadi selain pasien memperoleh pelayanan pemeriksaan rapid tes, uji lab darah lengkap, dan rontgen thorax, pasien juga memperoleh CRP (C-Reaktif Protein). "CRP adalah untuk mengetahui apakah terjadi peradangan atau inflamasi. "Paket ini dipatok seharga Rp 830 ribu," tuturnya.

Menurut keterangan Lucia, layanan tes covid-19 secara mandiri untuk umum telah dilakukan sejak Jumat (8/5). Antusiasme untuk melakukan tes sangat baik dan meningkat. "Kami belum melihat jumlah pastinya, namun jika dilihat perkembangan setiap harinya, terus bertambah," jelas Lucia.

PENGGUNAAN APD

Dalam menangani pasien, seluruh petugas medis wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) memadai. Dalam prinsip PPI (Pencegahan Pengendalian Infeksi) yang utama adalah petugas jangan sampai menukarkan kepada pasien, atau pun pasien menularkan petugas.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X